Tren Makan Gen Z

Ilustrasi makan Gen Z.--freepik.com

BACA JUGA:DPRD Kritik Pemeliharaan Layanan MPP di Jam Kerja

Selanjutnya, semua anggota keluarga pun suka makan pedas. Ada yang menyatakan, makanan pedas bisa menggugah selera makan, sehingga makan jadi lahap.

Meskipun makanan cepat saji dan makanan pedas memiliki keunggulan dan kenikmatan cita rasa, namun tak bisa dipungkiri, makanan cepat saji dan makanan pedas memiliki banyak dampak buruk untuk kesehatan.

Terutama jika mengonsumsi tidak sesuai dengan takaran seharusnya. Jangan sampai makanan cepat saji dan makanan pedas menjadi lezat tetapi mematikan.

Dr Septian Pradistya menjelaskan, junk food disebut junk karena itu merupakan makanan sampah. Disebut sampah karena dari pengolahannya kurang baik.

BACA JUGA:Polsek Gempol Salurkan 18 Ribu Liter Air Bersih

Tidak perlu jauh-jauh menunjuk makanan impor, gorengan yang dijual di pinggir jalan itu juga merupakan junk food. Karena pengolahannya menggunakan minyak yang dipakai berulang-ulang.

Lemak yang berada pada makanan cepat saji tersebut, merupakan lemak jenuh yang nanti akan menumpuk pada tubuh.

Ini akan menyebabkan obesitas. Dari obesitas itulah, menjadi pintu menuju berbagai macam penyakit sistemik.

Cara agar terhindar dari makanan favorit ini yaitu tidak sering makan jenis makanan cepat saji. Untuk makan makanan cepat saji, sebaiknya maksimal satu minggu sekali. Serta perlu rutin olahraga dan mengurangi level pedas makanan.

BACA JUGA:Dinsos Salurkan Bantuan Atensi bagi Kelompok Rentan

Makanan cepat saji dan makanan pedas juga memiliki manfaat jika dikonsumsi sesuai takaran.

Manfaat makanan cepat saji yakni bisa menjadi sumber energi yang mudah dijangkau.

Karena kebanyakan Gen-Z memiliki keseharian yang cukup padat, dan makanan cepat saji bisa menjadi pilihan untuk asupan energi.

Selain itu, terdapat kandungan nutrisi karena beberapa restoran cepat saji menyajikan makanan yang mengandung banyak protein. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan protein para Gen-Z.

Tag
Share