Pendidikan dan Kepemimpinan
Ilustrasi pendidikan dan kepemimpinan.-istimewa-
Oleh: Atin Apririyanti*
SALAH satu konsepsi tentang pemimpin adalah bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang ideal, seperti yang dikutip dalam pepatah berbahasa Jawa, yaitu ing ngarsa sung tulada; ing madya mangun karsa; tut wuri handayani.
Di depan jadilah teladan, di tengah bangkitkan gairah, ikutilah di buritan dengan gaya kekuatan.
Pemimpin harus berani di depan. Artinya ia harus berani dan rajin memberi rakarsa (inisiatif), inovasi, pembaharuan.
BACA JUGA:Faktor Penyebab Kecetit
Di depan dapat ditafsirkan pula berani memulai tugas yang berat, berani bertanggungjawab, berani menanggung risiko kalau ada kesulitan, bahaya atau kegagalan.
Relevansi dengan pemimpin yang mengentaskan kemiskinan, maka tidak dapat lepas dari satu kesatuan lingkaran kesengsaraan hidup manusia yang meliputi selain kemiskinan itu sendiri, juga kebodohan dan kepenyakitan. Sumbernya, bisa jadi dan kemungkinan besar berasal dari pemimpinya.
Akhir-akhir ini, makin jelas adanya keterkaitan antara kesengsaraan hidup itu, tidak hanya dengan penderitaan eksplisit tetapi juga dengan penderitaan intrinsik.
Janji-janji para pemimpin masyarakat ketika kampanye lalu misalnya, mereka gembar-gembor bersuara akan mengatasi kemiskinan, pengangguran dan seluruh problematika masyarakat dalam hal ekonomi.
BACA JUGA:Tenaga Honorer Banyak yang Gagal Jadi PPPK 2024, MenPAN RB Berikan Solusi Berikut
Sekarang, sudah berganti-ganti pemimpin mencoba untuk mengentaskan manusia dari lembah kesengsaraan, membuka lapangan pekerjaan baru, membuat unit kegiatan masyarakat, namun hasilnya masih terbatas, bahkan malah mengalami kegagalan dengan semakin banyaknya masyarakat miskin dan pengangguran semakin meningkat pesat.
Pemimpin harus menjadi teladan. Ia harus memberikan suri teladan yang baik. Baik sesuai dengan pertanda zaman dan tuntutan masyarakatnya.
Zaman dan masyarakat sekarang menginginkan adanya dinamika perubahan, kemajuan, perbaikan, modernisasi, demokratiasi. Pemimpin harus mempelopori kejujuran, keterbukaan, dan keadilan.
Pemimpin yang bijaksana dan berwawasan jauh ke depan, tahu kapan ia harus di depan, tetapi tahu pula kapan harus di buritan.