CIREBON- Ancaman gagal tanam dan gagal panen semakin nyata.
Para petani di sebagian wilayah Kabupaten Cirebon kekurangan air untuk pertanian.
Dampaknya, jika berlangsung dalam waktu yang lama, tanaman padi yang saat ini sedang dalam tahap perlu air dalam jumlah banyak bisa gagal.
BACA JUGA:Heboh Dana Partisipasi SMAN 1 Cirebon, Ini Dalih Komite Sekolah
Hal tersebut disampaikan salah seorang petani di Desa Danamulya Kecamatan Plumbon, Nuryoto.
Menurut Nuryoto, tanaman padinya yang sudah berumur sebulan lebih kini terancam tidak bisa tumbuh dengan normal atau bahkan bisa mati sebelum masa panen tiba.
“Kita sudah kekurangan air, tanaman juga pendek-pendek seperti gagal tumbuh, padahal kondisi sekarang lagi butuh banyak air,” ujarnya.
BACA JUGA:Heboh Dana Partisipasi SMAN 1 Cirebon, Diungkap oleh Anggota DPR RI
Bahkan, untuk menekan kerugian, dirinya terpaksa menggarap sebagain lahannya untuk menanam tanaman lainnya yang tidak butuh air dalam jumlah banyak.
“Ini sebagian lahannya saya buat tanam palawija saja, airnya susah, kalau pakai pompanisasi lumayan berat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dr Alex Suheriyawan mengatakan bahwa saat ini masih kusim kemarau. Padahal, katanya, jika melihat kebiasaan, musim hujan harusnya sudah tiba atau paling tidak hujan sudah sering turun.
BACA JUGA:Maju Pilkada, Kuwu Harus Mundu, Agus Kurniawan Belum Kirim Surat
“Kita tiba di puncak kemarau, hujan juga masih jarang, tentu dinas akan melakukan upaya agar tidak terjadi gagal tanam dan gagal panen,” ungkapnya.
Dijelaskannya, yang masih menjadi kendala adalah belum samanya pola tanam padi di Kabupaten Cirebon.
Banyak daerah yang justru, kata dia, nekat menanam padi di bulan atau musim yang tidak tepat.