Menengok Pendidikan Kita

Jumat 03 May 2024 - 14:51 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Seperti siswa masih terbelenggu dengan batasan bahwa guru harus selalu didengarkan, karena apa kata guru sudah pasti benar. Guru tidak boleh dibantah.

Begitupun dalam suasana belajarnya, siswa harus duduk manis di kelas, melipat tangannya di atas meja, dan hanya membayangkan apa yang guru informasikan. 

Dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional bangsa ini.

BACA JUGA:Terikat Aturan, ASN Maju Pilkada Harus Mundur

Agar pendidikan kita tidak gagap dan gugup dalam menghadapi perkembangan zaman yang serba cepat.

Pengenalan teknologi kepada seluruh stakeholder seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, sehingga ketika harus dilangsungkan kegiatan pembelajaran secara online, seluruh stakeholder tersebut menjadi terbiasa dan tidak gagap. 

Untuk masyarakat perkotaan, mungkin sudah dapat menguasai teknologi informasi untuk pendidikan dengan cepat. Ini karena infrastrukturnya sudah memadai.

Berbeda dengan masyarakat di daerah pedesaan, di mana infrastruktur teknologi informasi belum maksimal, sehingga banyak kendala dalam penggunaannya.

BACA JUGA:Gerindra Siap Usung Gus Mul di Pilkada Kota Cirebon

Pemerataan infrastruktur teknologi ini memang harus dilakukan dengan segera. Dan dengan dana anggaran yang ada untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Dari tahun ke tahun, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan maju. Semua negara bersaing dalam bidang teknologi. Karena itu, Indonesia juga harus mampu bersaing dengan negara lain.

Sebuah negara dikatakan maju, bila pendidikan negara tersebut juga maju. Lalu bagaimana dengan pendidikan kita di Indonesia? Siswa Indonesia kini, kesadaran dalam kewajiban belajarnya sudah hilang. Mereka hanya ingin yang instan, tanpa berusaha gigih.

Mereka sekarang lebih mengandalkan internet. Mereka tergantung dengan internet, hasilnya ketika ujian semester nilai mereka sangat tidak memuaskan.

BACA JUGA:4 Kali Demo, Tuntutan Warga Surakarta Cuma Satu, Kuwu Kuryati Diberhentikan

Sungguh pekerjaan rumah besar yang harus diperbaiki oleh orang tua, guru, dan pemerintah jika ingin Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain (*).

*Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tags :
Kategori :

Terkait