MAJALENGKA - Atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sidamukti 2 di Blok Ciandeu Desa
Sidamukti Kecamatan Majalengka ambruk, padahal cuaca sedang tidak hujan, Senin (19/2).
Kejadian itu mengakibatkan tiga orang terluka terkena atap baja ringan dan genting hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kepala SDN Sidamukti 2, Mindi Nul Akbar, SPd melalui seorang guru, Lili Tarwali, SPdI menyebutkan, dua hari sebelum kejadian terjadi hujan deras disertai angin cukup kencang, mengakibatkan bagian atap kelas 2 dan perpustakaan mengalami perubahan dan cukup mengkhawatirkan.
Sehingga dua orang guru naik ke atas genting untuk mengecek kondisi atap gedung sekolah tersebut.
BACA JUGA:Cuma Baju Melekat di Badan, 13 Tahun Bekerja sebagai TKW di Arab Saudi
“Ketika dua guru naik ke atap, para siswa kelas 2 sudah pulang karena waktunya sudah jam 10.00 WIB. Saat itulah musibah terjadi, tiba-tiba atap baja ringan itu ambruk dan dua guru jatuh terluka,” cerita Lili kepada awak media, kemarin.
Pada saat bersamaan sembilan mahasiswa Universitas Majalengka (Unma) sedang melaksanakan PPL menempati ruang perpustakaan melatih siswa untuk mengikuti lomba calistung.
Seorang mahasiswa Unma asal Cigasong, Syifa ikut terluka akibat ambruknya atap gedung sekolah yang direhab pada tahun 2012 lalu itu.
Menurut Lili, ruang kelas 2 dan perpustakaan yang rusak mengakibatkan dua guru dan seorang mahasiswa terluka, harus dirawat di RSUD Majalengka.
BACA JUGA:Korsleting Listrik, Rumah Petani Musnah Terbakar
Namun kondisinya sudah membaik dan boleh pulang ke rumah. Sedangkan seorang korban luka Entuy dalam tahap penyembuhan.
“Buku-buku perpustakaan yang basah harus dijemur agar bisa digunakan kembali, dan siswa kelas 2 sementara menggunakan ruang madrasah untuk belajar mengajar, sambil menunggu perbaikan,” terangnya.
Ia menyebutkan ada 9 guru plus kepsek yang menjadi tenaga pengajar di SDN Sudamukti 2. Dengan total jumlah murid sebanyak 171 siswa.
BACA JUGA:Pj Bupati Ikut Tahlilan di Rumah Anggota KPPS yang Meninggal
“Pasca kejadian pihak Disdik, BPBD, Camat Majalengka langsung datang ke TKP. Gedung sekolah nampaknya masih kokoh, tapi karena faktor alam akhirnya terjadi musibah ini,” kata Lili. (ara)