CIREBON – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon pada Sabtu (15/3) sore lalu menyebabkan kerusakan besar.
Tingginya curah hujan dengan durasi yang lama mengakibatkan 1.490 rumah terendam, sementara puluhan warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Sebanyak 11 desa di 7 kecamatan terdampak, termasuk Desa Sutawinangun, Desa Gamel, dan Desa Sarabau.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Dr Deni Nurcahya MSi mengatakan bahwa banjir disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dan meluapnya sejumlah sungai di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Pedagang Berharap Daya Beli Meningkat
“Tembok Penahan Tanah (TPT) di Desa Gamel jebol, memperparah dampak banjir di kawasan tersebut,” kata Deni, saat diwawancarai pada Minggu (16/3).
Sebanyak 9 desa mengalami banjir, dengan beberapa di antaranya memiliki kedalaman air hingga 120 sentimeter.
Desa yang terdampak di antaranya Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung, Desa Gamel dan Desa Sarabau Kecamatan Plered, serta Desa Bayalangu Kecamatan Gegesik. Di Kecamatan Susukan, bencana melanda Desa Bunder, Desa Susukan, Desa Bojong Kulon, Desa Kedongdong, dan Desa Gintung Lor.
Banjir ini mengakibatkan 1.490 rumah terendam, dengan 1.842 keluarga dan 5.236 jiwa terdampak.
BACA JUGA:Sarankan P3K dan CPNS Istighosah
Desa Sutawinangun menjadi yang paling parah, di mana 388 rumah terendam, dan 356 keluarga terdampak.
“Di Desa Sutawinangun, terdapat 388 rumah yang terendam, dan sebanyak 56 orang mengungsi, terdiri dari 19 anak-anak, 30 dewasa, dan 7 lansia,” tambah Deni.
Selain banjir, hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik, serta tanah longsor di Desa Cupang, Kecamatan Gempol.
Tercatat juga ada beberapa pohon tumbang di Kelurahan Kemantren dan Kompleks Pemda Kecamatan Sumber.
BACA JUGA:Misi Curi Poin di Australia