Sepertinya Jadi Kepala Daerah Itu Banyak Tidak Enaknya
Ilustrasi kepala daerah.-istimewa-
BACA JUGA:Ke Lokasi Masjid As Salam, DMI dan At Taqwa Center Ajak Ulurkan Tangan
Mau itu uang sendiri, terlebih uang sponsor, sejatinya tidak pernah ada seorang Kepala Daerah yang tidak berpikir tentang bagaimana caranya agar modal investasi jabatannya itu kembali. Dengan kata lain ia akan selalu berpikir bagaimana uang itu kembali. Jika ada yang “nothing to lose” itu sungguh keren dan Istimewa.
Berpikir tentang pengembalian modal itu adalah hal yang lumrah (tidak salah). Yang salah adalah uang pengembalian itu didapat dari tempat yang salah, yang dilarang oleh undang-undang.
Singkat kata, jangan didapat melalui korupsi. Pertanyaan selanjutnya, adakah Kepala Daerah yang bersih dari KKN? Ketika keadaan sang tembok menjawab tidak ada, maka hal ini akan menjadi hantu.
6. Hari-hari Rileks/Santai Sangat Minim
BACA JUGA:“Gempa” di Masjid As Salam Cirebon: Terasa Getaran Aneh saat Salat Magrib
Jika 1 minggu boleh diubah menjadi 10 hari dan hari kerja tetap 5 hari, mungkin di benak semua Kepala Daeah akan mengusulkan kepada dunia agar hal itu diberlakukan.
Tujuannya sederhana, agar memiliki waktu libur yang banyak, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk rileks/santai (refreshing).
Namun yang terjadi adalah tetap 5 hari kerja dan 2 hari libur. Dan di saat libur itupun tidak dapat menghindari yang mamanya ; undangan, kunjungan, telepon seluler yang selalu berdering, dan lain-lain. Kecuali bagi yang nomor teleponnya berganti-ganti, mungkin relative tidak memiliki gangguan dering. Hanya risikonya akan dicela oleh penggemarnya?
7. Rentan Terserang Penyakit
BACA JUGA:Para Pemimpin Negara Afrika Hadiri HLF MSP dan IAF 2024
Kata sang dokter, salah satu sumber penyakit yang berbahaya adalah salah kelola pikiran. Mau sepintar apapun dalam mengelola pikiran dan perasaan, maka kerentanan terhadap penyakit itu tidak mudah dihindari. Yang paling dikhawatirkan adalah penyakit kejiwaan. Ini dampaknya fatal.
8. Ancaman Tidak Dihargai Setelah Menjabat
Alasan yang terakhir ini sesungguhnya relatif, namun hal ini tidak boleh dianggap remeh. Pembawaan diri seorang Kepala Daerah pada saat menjabat akan sangat menentukan. Jika ia baik maka akan selalu diingat dan dihargai oleh warga masyarakatnya. Jika yang terjadi sebaliknya, maka otomatis yang datang adalah sebaliknya, dicemooh.
Para pembaca yang baik, demikianlah 8 hal yang sempat saya gali untuk menambah cita rasa 2 (dua) artikel sebagaimana saya sampaikan di atas. Yang perlu digarisbawahi adalah masalah enak, setengah enak, atau banyak tidak enaknya yang menjalani adalah Kepala Daerah.