“Gempa” di Masjid As Salam Cirebon: Terasa Getaran Aneh saat Salat Magrib
Masjid As Salam RW 19, Larangan Timur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Masjid itu ambruk tak lama setelah Salat Magrib pada Sabtu (31/8/2024). Foto: dokumen dkm assalam-ist-Radar Cirebon
CIREBON- Seperti terjadi gempa. Ada getaran, tak lama kemudian ambruk. Peristiwa tersebut terjadi di Masjid As Salam RW 19, Larangan Timur, Perumnas Rinjani, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Peristiwa itu
terjadi tak lama setelah Salat Magrib, Sabtu petang (31/8/2024).
Keterangan yang dihimpun Radar Cirebon, saat jamaah tengah menunaikan Salat Maghrib, sudah merasakan getaran yang aneh. Jamaah mulai dibuat tak tenang ketika ada rontokan bangunan berjatuhan di lantai masjid. Begitu selesai salat, mereka mempercepat zikir dan keluar masjid. Dan, seketika bangunan masjid itu ambruk. Para jamaah pun masih sempat menyaksikan langsung detik-detik ambruknya masjid itu.
Ketua DKM Masjid As Salam RW 19 Larangan Timur, Dr Cecep Suhardiman SH MH mengakui bahwa saat mulai Salat Maghrib, mulai timbul kekhawatiran karena ada bunyi di bagian atas bangunan dan ditandai rontokan bangunan yang berjatuh di lantai. Getaran dan suara dari atas bangunan bertambah kencang saat jamaah mulai zikir. Mereka akhirnya mempercepat zikir dan keluar masjid.
“Kami mempercepat zikir dan keluar masjid untuk melihat bagian atas. Di situ tiba-tiba ambruk. Jadi saya dan jamaah menyaksikan langsung detik-detik bagian atas ambruk,” ujar Cecep saat ditemui Radar Cirebon di lokasi kejadian, Minggu (1/9/2024).
BACA JUGA:France Unbowed Mengajukan Pemakzulan terhadap Presiden Macron
Cecep mengatakan, tanda-tanda kerusakan bangunan sudah terlihat beberapa waktu sebelumnya. Pihaknya bahkan sudah merencanakan untuk melakukan perbaikan. Tapi saat akan mulai perbaikan, ternyata malam harinya, tepatnya pada magrib, justru sudah ambruk.
Masih kata Cecep, masjid tersebut mempunyai peran yang sangat vital bagi masyarakat setempat. Selain untuk ibadah salat fardu, masjid tersebut juga untuk Salat Jumat, pengajian, hingga pembinaan keagamaan masyarakat.
“Bahkan di masjid ini melaksanakan program Pak Walikota, yaitu Maghrib Mengaji. Karena di sini juga, anak-anak yang dari orang tuanya tinggal di kontrakan, rata-rata ngajinya di sini," bebernya.
Pihaknya juga berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota Cirebon. Setidaknya untuk kondisi darurat terlebih dahulu. Mengingat masjid ini menampung cukup banyak jamaah dan ada di kawasan padat penduduk. “Jumlah penduduk cukup banyak ada 10 RT di RW 19 Larangan Timur. Griya Kamba Rinjani, Perumnas Gunung Rinjani, Vila Eramas, dan Graha Keandra," jelasnya.
BACA JUGA:Palestina Memperoleh Kursi Resmi di Sidang Umum PBB
Lebih lanjut Cecep menjelaskan bahwa Masjid As Salam sendiri dibangun pada tahun 2017-2028 lalu. Masjid dua lantai dengan ukuran 14 x 12 meter ini dibangun dengan biaya sekitar Rp 1,75 miliar. Kemudian, di atapnya terdapat sebuah ornamen kubah berdiameter 5 meter.
Adapun kerusakan terparah terlihat di atap dan lantai 2 masjid. Sementara untuk di lantai 1 sendiri relatif tidak mengalami kerusakan. “Untuk sekarang kita masih membersihkan puing-puingnya dulu. Kemudian juga akan diperiksa apakah bangunannya masih memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas, mengingat kerusakannya juga menyangkut kontruksi bangunan," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, DKM Masjid As Salam sendiri, kata Cecep berupaya untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Namun, jika memang kontruksi masjidnya sudah tidak memungkinkan, maka mau tidak mau harus diruntuhkan kemudian dibangun ulang.