Mengontrol Pikiran Negatif
ilustrasi--
Oleh: Endang Kurnia
BERATNYA beban hidup membuat banyak manusia tidak sanggup menjalaninya. Akibatnya, tak sedikit manusia takut menjalani kenyataan hidup. Dalam perjalanan untuk mencapai sukses, bahagia, dan berkuasa, kita sering dihadapkan pada kendala yang disebut problematika kehidupan.
Permasalahan itu adalah kita merasa bahwa yang ada pada kita saat ini adalah sesuatu yang tidak kita harapkan, mengecewakan, berbahaya, dan dapat merusak kehidupan kita di masa mendatang.
Jiwa siapa yang tidak terguncang jika menghadapi kondisi seperti itu? Kita bisa saja bertahan dengan keadaan ini, tetapi jiwa kita pada kenyataannya adalah selalu terguncang.
Perasaan-perasaan ini ternyata membuat kita menjadi manusia yang pesakitan; kita menjadi mudah cemas, sering merasa tertekan, depresi, histeris dalam memandang hidup dan menjadi orang yang jiwanya terganggu.
BACA JUGA:Fakta Tentang Nyamuk Ber-Wolbachia
Atau bahkan menjadi pecundang kehidupan. Yaitu memilih jalan untuk bunuh diri, agar masalah di dunia ini dapat berhenti selamanya. Jiwa yang kita miliki, bisa membuat kita menjadi orang yang penyakitan dan memiliki kualitas hidup yang rendah.
Jiwa yang kita miliki, bisa membuat kita sebagai orang yang selalu mencemaskan keadaan yang menjadikan kita sebagai manusia yang mengalami sakit dan gangguan kejiwaan.
Jiwa yang ada pada kita, dapat membuat kita tidak memiliki semangat untuk berjuang dan hidup. Mungkin saja, jarang di antara kita yang menyadari bahwa semua pesakitan kita disebabkan oleh faktor kejiwaan, yang diperantarai isi pikiran negatif yang terngiang di kepala.
Lantas, apakah yang bisa membuat jiwa kita terguncang? Kita sering lupa untuk mendasarkan pikiran sebagai konsep instrumen untuk berkarya. Hal ini menjadikan kita semakin terpuruk karena energi yang dihasilkan oleh pikirannya.
BACA JUGA:APBD 2024 Kabupaten Kuningan, Utamakan TPP dan TPG
Dalam prosesnya, ketika kita memikirkan tentang hal yang membuat kita tidak nyaman, sebenarnya yang terjadi bukan hanya terfokus pada konteks berpikir saja. Tetapi ternyata kita sedang mengguncang jiwa kita sendiri, yang sedang dalam keadaan tenteram dan tenang.
Dalam kondisi yang tidak tenang ini, jiwa akan memberikan pengaruh kepada banyak hal dalam diri dan tubuh. Tentu, efek yang diberikannya adalah simtom-simtom yang mencerminkan ketidaknyamanan dan penderitaan. Karena terguncang, maka jiwa kita menjadi tidak nyaman dan menderita.
Misalnya karena Anda terlalu mencemaskan sesuatu yang tidak menyenangkan akan datang, maka pikiran Anda akan menjadi kacau.
Dada akan terasa sesak. Jantung akan menjadi semakin berdetak lebih cepat dan lebih kuat dari biasanya.
Dalam kondisi yang terguncang, jiwa juga akan siap-siap mengguncang keadaan mental kita. Hanya dengan satu pikiran yang sangat mencemaskan, jiwa juga dapat merusak nalar dan kesadaran kita.