Ini Penyebab Suhu Udara Dingin Akhir-akhir Ini, Termasuk di Cirebon

BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati menyebut udara dingin akhir-akhir ini disebabkan oleh gerak semu matahari dan minimnya tutupan awan di atmosfer.-khoirul anwarudin-radar cirebon

CIREBON- Belakangan ini, masyarakat Cirebon merasakan udara yang lebih dingin dibanding biasanya. Padahal saat ini wilayah Indonesia telah sepenuhnya memasuki musim kemarau. Lalu apa penyebabnya?

Salah satu warga Cirebon, Nurul Azmi (32), mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini udara di wilayah Cirebon lebih dingin dari biasanya. Padahal, kata dia, udara di wilayah Cirebon biasanya sangat panas dan lembab, bahkan terasa hingga malam hari.

Saat ini, pada siang hari walaupun cuacanya sedang terik, namun saat angin berhembus, rasanya lebih sejuk dan dingin.

“Kalau sekarang mulai sore itu sudah terasa dingin, tidak lagi gerah. Apalagi dari malam sampai pagi, itu rasanya sampai menggigil," kata Nurul Azmi, Kamis (18/7/2024).

BACA JUGA:DPRD Mendorong Pemkab untuk Mengaudit Kinerja BUMD

Terkait hal itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Dyan Anggraini, mengungkapkan bahwa adanya fenomena udara yang terasa lebih dingin di wilayah Cirebon, sebenarnya dirasakan juga oleh sebagian wilayah lain di Indonesia. Khususnya yang berada di wilayah selatan garis khatulistiwa.

Menurutnya, fenomena itu terjadi disebabkan oleh minimnya jumlah awan yang terbentuk saat musim kemarau. Imbasnya adalah radiasi gelombang panas yang dilepaskan ke angkasa tidak ada penahannya. Hal itu membuat udara jadi lebih cepat dingin.

"Ditambah lagi angin yang cukup kencang menyebabkan awan sulit terbentuk," jelasnya saat dihubungi Radar Cirebon pada Selasa (16/7/2024).

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan udara dingin di sebagian wilayah Indonesia adalah karena pada musim kemarau, angin Moonson yang berhembus dari Australia menuju Indonesia yang sifatnya dingin dan kering. Mengingat saat ini, di Australia sedang mengalami musim dingin.

BACA JUGA:Rutilahu Tidak Pengaruhi Status IDM

Kemudian, berdasarkan gerak semu matahari, saat ini posisi matahari baru bergerak balik dari belahan bumi utara kembali ke selatan. Tetapi masih di belahan bumi utara, sehingga di Australia relatif menerima panas yang lebih sedikit karena musim dingin sehingga menambah suhu relatif dingin di Indonesia.

“Kalau dilihat dari kondisi rata-ratanya, memang biasanya pada bulan Juli ini akan ada penurunan suhu, kemudian suhu akan meningkat kembali mulai bulan Agustus hingga Oktober. Ini juga disebabkan karena posisi matahari pada bulan tersebut akan bergerak menuju ke ekuator dan belahan bumi selatan, sehingga wilayah Indonesia, khususnya Ciayumajakuning, akan kembali mengalami kenaikan suhu," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Dyan, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai angin kencang yang melanda Ciayumajakuning akhir-akhir ini. Yakni, akibat adanya Angin Kumbang selama periode musim kemarau hingga Oktober mendatang.

Angin Kumbang adalah istilah lokal di Ciayumajakuning untuk menyebut angin Fohn atau angin lokal. Angin Fohn adalah angin yang berhembus naik ke pengunungan kemudian turun menuruni lereng dengan kecepatan serta suhu yang relatif tinggi.

Tag
Share