Adu Jargon ala Bacawali

ilustrasi--

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Dalami Barang Bukti Pengeroyokan Kamerawan saat Sidang SYL

Kesembilan: BRAZA, Bersamanya Cirebon Lebih Baik. Dia mungkin mengakui bahwa kepemimpinan walikota sebelumnya sudah baik. Akan tetapi dia meyakini, di bawah kepemimpinannya kota ini akan menjadi lebih baik. Semoga!

Kesepuluh: WUJUDKAN KOTA CIREBON BERADAB, Beragama & Berbudaya, dan Siap membangun Kota Cirebon Sehat, Aman, Nyaman.

Makna minimal yang tersirat dari jargon ini adalah nuansa religi dan nilai-nilai luhur budaya Cirebon yang ada di kota ini masih jauh dari harapan. Di sisi lain dia tidak ini warga kota ini sakit-sakitan. Kota Cirebon ke depan hauis kondusif.

Kesebelas: Pilih Wong Dewek, Aja Wong Sejen. Bacawali ini belum terlihat menjual idealisme apa-apa, melainkan hanya mengajak untuk memilihnya (karena merasa wong dewek). 

BACA JUGA:Polresta Cirebon Koordinasi dengan Semua Pihak untuk Menjaga Kamtibmas Jelang Pilkada

Keduabelas: Sedulur Dewek Wis Wayahe Maju. 

Jargon ini dimunculkan (mungkin) karena rasa gemes, kenapa selama ini yang maju adalah wong sejen. Dengan terpilihnya wali kota dari kalangan sendiri (sedulur dewek), harapannya adalah Kota Cirebon ke depan akan menjadi lebih baik. Wallahu alam.

Ketigabelas: OTW 2024-2029. Jargon ini mengisyaratkan bahwa saat ini dia sedang dalam perjalanan menuju konstestasi untuk tahun 2024-2029. Jika bacawali yang lainnya sibuk menjual jargon, tetapi tidak dengan bacawali yang ini. Cukup dengan akronim OTW, dia berasumsi para pembaca sudah paham. 

Keempatbelas: BATUR E KITA. Jargon simpel, penuh makna. Pembaca diajak untuk tidak terlalu pusing dan terpikat dengan jargon-jargon yang (mungkin) dianggap utopia. Yang penting baginya  jangan lupa pilih temanmu ini jadi walikota.

BACA JUGA:Polri Dalami Laporan Terhadap Aep dan Dede

Kelimabelas: Cirebon Naik Kelas. Tampaknya para pembaca akan sedikit kesulitan memaknai jargon ini.

Namun (setidaknya) jika dia menjadi walikota akan membawa harkat dan martabat kota ini naik lebih tinggi dari kondisi saat ini (tidak ngendhog).

Begitulah kira-kira ulasan saya tentang warna-warni jargon yang diusung oleh 15 (lima belas) bacawali. Secara umum para pembaca mungkin sepakat bahwa jargon-jargon tersebut rata-rata memiliki tujuan yang baik. 

Biar kata ada makna cauvinisme (bangga berlebihan dengan dirinya), namun di balik akal dan nuraninya, saya yakin mereka ingin Kota Cirebon ke depan berubah menjadi lebih baik.

Tag
Share