Adu Jargon ala Bacawali
ilustrasi--
Oleh: Agung Sedijono*
SEBENTAR lagi, tepatnya tanggal 27 November 2024, negara akan menggelar pesta demokrasi Pemilukada Serentak (Gubernur, Bupati, dan Walikota).
Meskipun masa kampanye belum tiba, tapi kita sudah menyaksikan aneka adu jargon ala bacawali (bakal calon walikota) yang menyesaki ruang udara di berbagai sudut kota.
Ada yang mejeng bergensi di papan reklame raksasa, ada yang sedang-sedang saja berbentuk baliho, dan ada pula yang kecil dan terpaku/terikat di batang pohon/tiang listrik.
BACA JUGA:Teriakkan “Lanjutkan” Warnai Kegiatan Senam Ceria Bersama Imron
Lantas apa kira-kira yang ada di benak para pengguna jalan ketika melihat dan membaca jargon-jargon tersebut? Mungkin ada yang takjub dengan sajian kata-kata indah. Atau malah bikin pusing? Dan tak tertutup kemungkinan justru cuek-cuek saja, alias emang gue pikirin.
Kali ini saya sebagai salah satu pengguna jalan yang hampir setiap hari mondar-mandir dan berkeliling kota tergelitik untuk mengulas sekilas tentang apa makna di balik jargon-jargon itu.
Namun sebelumnya mari kita ingat kembali istilah RAMAH (Religius, Aman, Maju, Aspiratif, dan Hijau) yang beken pada tahun 2014-2018 dan secara formal telah ditetapkan menjadi Visi Walikota pada masa itu.
Selanjutnya kita tentu belum lupa dengan jargon SEHATI (Sehat, Hijau, Agamis, Tenteram, Inovatif) yang dihelat pada tahun 2018-2023 sebagai Visi Walikota.
BACA JUGA:Fitria Kantong Surat Tugas untuk Pilkada 2024 dari PDIP, Kader Banteng Diminta Patuh
Kedua jargon itu tampak indah. Hanya, yang menjadi persoalan adalah apakah indahnya jargon itu melahirkan aksi nyata di lapangan yang ujung-ujungnya membuat masyarakat merasa bahagia dan sejahtera?
Semuanya tentu terpulang kepada penilaian warga masyarakat sendiri selaku obyek sekaligus penikmat hasil-hasil pembangunan.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan saya, setidaknya ada 15 (lima belas) bacawali yang sempat saya sisir dan dokumentasikan dari berbagai media/papan reklame yang tersebar di berbagai sudut kota. Mari kita simak satu per satu:
Pertama: Mau Jadi Walikota, #MIMPI AJA DULU dan GASSS KEUN. Sepertinya jargon ini hanya iseng menjajaki medan laga. Siapa ngerti mimpi bisa jadi kenyataan, entah kapan meneketehe? Namun di balik itu ada semangat yang tinggi untuk tancap gas.