Warga Leuwimunding Bangun Monumen Pahlawan Nasional

Sebagai bentuk syukur, seluruh elemen masyarakat Leuwimunding membangun sebuah monumen Pahlawan Nasional.-ono cahyono-radar majalengka

MAJALENGKA - Ditetapkannya KH Abdul Chalim dari Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo pada 10 November 2023, disambut dengan sukacita oleh masyarakat Leuwimunding.

Sebagai bentuk syukur, seluruh elemen masyarakat Leuwimunding membangun sebuah monumen Pahlawan Nasional yang diresmikan oleh Kepala Desa Leuwimunding, Aang Rukman Lesmana, pada Rabu, 10 Juli 2024.

Monumen ini mengabadikan KH Abdul Chalim, pejuang kemerdekaan dan pendiri NU, dengan rincian tanggal lahir dan tahun wafatnya yang tertulis pada batu granit asli, dilengkapi dengan logo NU dan lambang Garuda.

"Monumen Pahlawan Nasional ini memiliki tinggi sekitar 6 meter, dengan nama KH Abdul Chalim yang terpahat pada batu granit asli di bagian bawahnya. Foto KH Abdul Chalim terpasang di tengah monumen, di atasnya terdapat logo NU yang menandakan peran beliau sebagai tokoh pendiri NU," ungkap Aang kepada Radar.

BACA JUGA:Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang Dinding dari Bilik, Lantai Masih Tanah, Kondisinya Sudah Reyot dan Hampir

Aang menegaskan bahwa pembangunan monumen ini tidak menggunakan anggaran dari pemerintah desa, Pemda, seperti Alokasi Dana Desa (ADD), maupun bantuan dari Provinsi (Banprov), melainkan didanai secara swadaya oleh masyarakat Leuwimunding.

Proyek pembangunan monumen KH Abdul Chalim ini menghabiskan dana sebesar Rp60 juta, yang seluruhnya dikumpulkan melalui urunan seluruh warga Leuwimunding.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Leuwimunding atas kontribusinya. Keberadaan Monumen Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim ini dimaksudkan agar sejarahnya tetap terjaga," tambah Aang.

Selain sebagai wujud penghormatan kepada Pahlawan Nasional dan pendiri NU, Aang menjelaskan bahwa monumen ini juga bertujuan untuk mewariskan ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah kepada generasi muda di Leuwimunding.

BACA JUGA:Kongres Anak Perjuangkan Hak Anak

"Di Desa Leuwimunding, monumen ini menjadi tempat ziarah bagi warga dan juga sarana untuk memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah yang diajarkan oleh KH Abdul Chalim," ungkapnya.

Aang juga menyampaikan bahwa secara ekonomi, Pemerintah Desa Leuwimunding berencana memanfaatkan kehadiran monumen ini untuk mengembangkan lapangan Alun-alun Leuwimunding dan mengundang wisatawan untuk berkunjung dan berbelanja di Pujasera yang dikelola oleh BUMDes Leuwimunding. (ono)

Tag
Share