Pj Bupati Cirebon Pastikan Penanganan Optimal pada Bayi Kembar Siam

Pj Bupati Cirebon Drs Wahyu Mijaya SH MSi sudah ke Bandung untuk melihat kondisi bayi kembar siam asal Desa Ciawigajah, Kecamatan Beber.-istimewa-radar cirebon

CIREBON- Pj Bupati Cirebon Drs Wahyu Mijaya SH MSi bertolak ke Bandung untuk melihat kondisi bayi kembar siam asal Desa Ciawigajah, Kecamatan Beber. Bayi dengan perut dempet itu masih menjalani perawatan di RSHS Bandung.

Wahyu mengaku sudah menerima informasi terkait adanya bayi kembar siam yang merupakan warga Kabupaten Cirebon dan saat ini masih dirawat di RSHS Bandung. “Kita akan ke Bandung, melihat kondisinya langsung di rumah sakit," ujar Wahyu kepada Radar Cirebon, Jumat lalu 21 Juni 2024.

Wahyu juga sudah meminta dinas teknis untuk mendampingi keluarga bayi kembar itu, baik untuk kaitan urusan administrasi maupun hal lainnya. "Jadi kita upayakan apa yang bisa kita bantu, pasti kita bantu," imbuhnya.

Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon telah mengambil langkah cepat dan koordinatif dalam menangani kasus bayi kembar siam itu. Kepala Dinsos Dra Indra Fitriani MM menyampaikan bahwa tindakan ini dilakukan demi memberikan perawatan yang optimal bagi bayi kembar tersebut dan dukungan penuh untuk keluarganya.

BACA JUGA:Sesalkan Mundurnya Thony dari Persaingan Pilkada

Dari laporan yang diterima, kata Indra Fitriani, kasus ini bermula ketika seorang ibu melahirkan bayi kembar siam melalui operasi sesar di RSU Mandala Linggarjati, Kuningan, Selasa (4/6). Fitri menjelaskan, awalnya bayi ini lahir dalam kondisi sehat, namun memerlukan perawatan medis lanjutan.

Dari hasil diagnosis, satu bayi mengalami kebocoran jantung dan kedua bayi diketahui memiliki hati yang menyatu. “Bayi kembar tersebut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada 11 Mei 2024 untuk mendapatkan perawatan intensif,” ungkap Fitri.

Ia menyampaikan bahwa tim medis RSHS Bandung telah melakukan serangkaian pemeriksaan dan perawatan intensif selama lebih dari sebulan. Akan tetapi, lanjut Fitri, pihak rumah sakit menyarankan agar bayi dan orang tuanya pulang sementara waktu, dengan rencana operasi pemisahan dijadwalkan delapan bulan kemudian setelah kondisi bayi lebih stabil.

Dinsos Kabupaten Cirebon sendiri langsung bergerak cepat dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani kasus ini. “Laporan tersebut telah diajukan dan permohonan bantuan dari Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung juga sudah disampaikan,” imbuhnya.

BACA JUGA:Fantastis, Festival Ciremai Catat Transaksi Ekonomi Capai Rp15 Miliar

Selain itu, lanjut Fitri, data Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua, dan foto bayi kembar siam telah dilaporkan ke Biro Humas Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk ditindaklanjuti.

Tak berselang lama, tim dari Poltekesos atas nama Kemensos RI melakukan kunjungan ke keluarga bayi di Desa Ciawigajah. “Dalam kunjungan tersebut, mereka memberikan ongkos pulang kepada orang tua bayi untuk kembali ke rumah sementara waktu,” imbuh Fitri.

Ia menerangkan, tim tersebut berkomitmen untuk memberikan berbagai bentuk bantuan selama masa penantian operasi. Termasuk biaya sehari-hari orang tua selama menunggu perawatan di RSHS Bandung, penyediaan tempat tinggal sementara di Wyata Guna, dan bantuan wirausaha untuk mendukung perekonomian orang tua bayi. (dri)

Tag
Share