Insan Berakhlak Mulia

Ilustrasi--

BACA JUGA:Eselon III, Pensiun 8 tahun lagi, Kabag Pemerintahan Yakin Maju Pilbup

Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya.

Ketahuilah setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kedua, menjaga pandangan (gadhul bashar). Menjaga pandangan sehingga tidak melihat perkara yang diharamkan.

Sebab pandangan dapat menimbulkan nafsu dan akan terus mendorong seseorang sehingga terjerembab dalam kubangan dosa dan kemaksiatan. Secara tegas Al-Quran telah memperingatkan agar menghindari dari memandang yang tidak perlu.

BACA JUGA:Warga Minta Kenaikan PBB Ditinjau Ulang

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Q.S. An-Nur [24]: 30).

Ketiga, menjaga ucapan (lisan). Menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat dan kotor; menghindari perkataan dan ungkapan yang buruk; serta segala bentuk ucapan yang tidak bermanfaat, ghibah, dan mengadu domba.

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Keempat, malu (al-haya). Seorang muslim mesti senantiasa memiliki rasa malu dalam setiap kondisi, tetapi tidak menghalangi keberaniannya untuk menyatakan kebenaran. Sifat malu adalah perangai dan karakter Islam. “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak, dan akhlak Islam itu adalah sifat malu.” (H.R. Ibnu Majah).

BACA JUGA:Permintaan Pembuatan Kartu Kuning Meningkat

Kelima, berlapang dada dan sabar. Sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah sabar dan berlapang dada.

Sebab, perjuangan dalam menegakkan kebenaran penuh dengan tantangan yang kadangkala tidak menyenangkan. “.. Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (Q.S. Al-Hijr [15]: 85).

Keenam, jujur. Seorang muslim harus bersifat jujur dan tidak berhohong. Dia selalu berkata benar, meskipun merugikan diri sendiri. Tanpa merasa takut terhadap kecaman orang lain, selama itu dilakukan dengan tulus untuk Allah.

“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga.

Tag
Share