Seberapa Sering Kebohongan Terucap?
Ilustrasi--
BACA JUGA:Wajah Baru OSG Memberikan Kontribusi Positif bagi Daerah
Pilihan ada pada kita masing-masing, menjadi manusia yang bermoral, menjadi manusia politik yang bermoral, atau menjadi manusia yang berkompromi pada praktik kebohongan.
Namun, esai ini ingin menegaskan kembali bahwa, dalam menavigasi lanskap moral kebohongan, kita akan mendapati bahwa “mengucapkan kebenaran” adalah bentuk pemberian rasa hormat dan penerimaan rasa hormat secara bersamaan. (*)
Penulis adalah Penelaah Teknis Kebijakan (Klerek) pada Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Sekretariat Daerah Kota Cirebon