Dua Syafaat Sekaligus

Ilustrasi--

PUASA tidak hanya diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad SAW, tetapi diwajibkan pula kepada umat-umat sebelumnya, seperti ditegaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah [2] ayat 183.

Ramadan, bulan diwajibkannya berpuasa bagi Mukmin, dan diturunkannya Alquran (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185). Sehingga, puasa Ramadan dan Alquran ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. 

Jika seorang Mukmin berpuasa dengan penuh keimanan dan ihtisaban, dan menyibukkan diri dengan Alquran (membaca, menghafal, memahami, mengamalkan, dan mengajarkan) maka layak mendapatkan dua syafaat sekaligus pada hari kiamat, yaitu syafaat puasa dan Alquran.

Rasul SAW bersabda, “Puasa dan Alquran akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Alquran berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat.” (H.R. Ahmad). 

BACA JUGA:Masih Suasana Lebaran, Pecinta Burung di Pasar Ayam Plered Masih Sepi

Aktifitas Ramadan

Untuk memaksimalkan aktifitas selama Ramadan, seorang Mukmin agar menyibukkan diri dengan amaliyah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan sehingga layak mendapatkan syafaat dari puasa. 

Pertama, makan sahur dan mengakhirkan. Nabi SAW bersabda, ”Sahur, semuanya selalu mengandung berkah, maka jangan kalian meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air putih. Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya memberi rahmat terhadap orang yang bersahur.” (H.R. Ahmad).

Dalam hadis yang lain, Zaid bin Tsabit berkata, ”Kami bersahur bersama Nabi, kemudian kami mendirikan shalat.” Anas bertanya kepadanya, ”Berapa (jarak waktu) antara keduanya (sahur dan shalat subuh)?” Ia menjawab, ”Kira-kira selama membaca lima puluh ayat Alquran.” (Muttafaq alaih).

Kedua, mempercepat berbuka. Nabi SAW bersabda, “Manusia akan selalu baik selama mereka cepat berbuka.” (H.R. Muttafaq alaih). Dalam berbuka beliau selalu mengawali dengan makan kurma. Diriwayatkan oleh Anas, beliau berbuka puasa dengan memakan beberapa buah kurma setengah matang (ruthab). Jika tidak ada, memakan beberapa buah kurma masak (tamar). Jika tidak ada juga, dengan meneguk beberapa tegukan air sebelum beliau shalat Maghrib. (H.R. Imam Ahmad).

BACA JUGA: Masyarakat Masih Jalan-jalan ke Obyek Wisata, Pengunjung Hutan Kota Sumber pada Hari Minggu ini Masih Sepi

Ketiga, menghindari perkataan kotor. Nabi SAW bersabda, ”Puasa adalah perisai, jika seseorang sedang berpuasa maka jangan berkata kotor dan berteriak. Jika ada orang yang menghinanya atau mengajak berkelahi, hendaklah ia berkata: ”Aku sedang berpuasa.” (Muttafaq alaih).

Keempat, tidak meninggalkan shalat malam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW menyukai qiyamullail bulan Ramadan, tetapi beliau tidak memerintahkan mereka (para sahabat) dengan keras, kemudian beliau bersabda, ”Barang siapa qiyamullail di bulan Ramadan karena iman dan mencari pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lewat akan diampuni.” (Muttafaq alaih).

Kelima, memperbanyak sedekah. Dari Abdullah bin Abbas berkata: ”Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril selalu menemuinya setiap malam bulan Ramadan, lalu memantau bacaan Alquran beliau. Pada saat ditemui Jibril, Rasulullah SAW lebih dermawan dengan penuh kebaikan (lebih cepat) daripada angin yang ditiupkan.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Tag
Share