Meminimalisir Hedonisme di Akhir Ramadan

Ilustrasi--

BACA JUGA:80 Personel Dishub Dikerahkan Atur Lalu Lintas Mudik Lebaran

MEMINIMALISIR HEDONISME

Menahan lapar dan dahaga sejak adzan subuh hingga adzan maghrib semestinya mampu menumbuhkan empati  terhadap penderitaan saudara-saudara kita yang kurang beruntung seperti kita.

Pada akhirnya momentum berpuasa seharusnya mampu menjadi benteng diri kita dalam kehidupan sehari-hari  agar tidak memunculkan sikap hedonis dalam bersosial. Menutup ruang untuk menampakkan kekayaan secara berlebihan demi menjaga keharmonisan.

Segala kegiatan yang kita lakukan didunia ini semata-mata hanya ibadah. Konsistensi dalam beribadah akan dapat mudah ditransformasi dalam setiap gerak aktivitas baik perilaku maupun tindakan. 

BACA JUGA:Dari 220 U-turn di Jalur Pantura, Sebanyak 79 U-turn Legal dan Hanya 34 U-turn yang Dibuka

Dengan meminimalisir sikap hedon dalam kehidupan sehari-hari tentu akan menutup pintu dalam perilaku korupsi. Sebab tujuan utama dalam puasa untuk mendidik pesertanya berperilaku menahan hawa nafsu agar tidak memiliki pola hidup glamor dari kesenangan yang menipu.

Menghindari pola hidup hedon dengan cara kesederhanaan melalui memaksimalkan bulan Ramadhan langkah yang tepat.

Pada akhirnya, jebakan kehidupan yang mampu merusak jati diri manusia telah diberi pelatihan selama sebulan melalui pendidikan puasa Ramadan. Tidak ada harapan melalui kesempatan Ramadan ini selain memaksimalkan potensi diri menjadi lebih baik sebagai jiwa bersahaja dan sederhana. (*)

Penulis adalah Pengurus PKK Desa Wanantara Indramayu

Tag
Share