Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Ilustrasi--

Kebenaran mutlak harus dijadikan burhān sebagai alat untuk mengukur kebenaran yang nisbi, dan jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena bertentangan dengan kebenaran yang nisbi—relatif dan eksperimentatif itu, (Yunahar Ilyas, 2021: 61).

BACA JUGA:Kuburan Jadi Kawasan Perdagangan

Sejarah pengetahuan sains telah membuktikan bahwa sebuah penemuan atau teori yang dianggap benar pada suatu masa dibantah kebenarannya pada masa yang datang kemudian.

Ini sangat mungkin terjadi karena keterbatasan kemampuan manusia dalam mengamati, menyelidiki dan menyimpulkan segala fenomena yang ada pada alam semesta ini.

Oleh karena itu jika terjadi pertentangan antara kesimpulan yang dibuat manusia antara sains dan wahyu, maka kesimpulan tersebut harus diuji kembali kebenarannya, atau manusia harus kembali menguji pemahamannya terkait wahyu.

Logisnya, alam semesta sebagai sumber sains adalah ayat kauniyah bersal dari Allah, sama persis kedudukan dengan wahyu yang tertuang dari al-Qur’an dan al-hadis, mustahil terjadi pertentangan dari keduanya. Wallahu A’lam! (*)

 

*Ketua Madani Private Learning

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan