Tidak Merasa Diuntungkan, HKTI Kabupaten Cirebon Soroti Kenaikan Harga Beras

Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini ternyata tidak serta merta membuat petani sebagai produsen merasa diuntungkan. Para petani justru masih bergelut dengan masalah kelangkaan pupuk dan kenaikan harga obat-obatan pertanian.-khoirul anwarudin-radar cirebon

CIREBON- Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini ternyata tidak serta merta membuat petani sebagai produsen merasa diuntungkan. Para petani justru masih bergelut dengan masalah klasik, yakni kelangkaan pupuk dan kenaikan harga obat-obatan pertanian.

Ketua Harian Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon H Syahruddin mengatakan bahwa tingginya harga beras saat ini disebabkan oleh menipisnya persediaan beras. Harga beras diperkirakan akan kembali normal saat musim panen raya pada April hingga Mei 2024.

“Sampai saat ini, petani di wilayah Kabupaten Cirebon baru memasuki musim tanam pada akhir Januari sampai Februari ini. Sehingga kemungkinan, stok beras baru akan melimpah 2-3 bulan lagi," kata pria yang akrab disapa H Udin tersebut pada Minggu, 18 Februari 2024.

Kondisi demikian, lanjutnya, membuat stok beras menjadi menipis. Terutama karena adanya faktor El Nino yang membuat produksi beras di sejumlah sentra padi di Indonesia berkurang akibat gagal panen. Selain itu, musim tanam juga menjadi mundur.

BACA JUGA:Akhirnya, Identitas Mayat tanpa Busana Terungkap

“Stok pangan memang sedang berkurang, terutama beras yang mengakibatkan harganya kini menjadi mahal," kata H Udin.

Namun begitu, masih kata H Udin, kondisi tersebut nyatanya tak memberikan dampak keuntungan bagi para petani. Pasalnya petani sudah menjual sebagian besar stok berasnya pada musim panen lalu.

Lalu, mereka juga masih dihadapkan pada masalah- masalah seperti kelangkaan pupuk dan kenaikan harga obat-obatan pertanian. Tingginya biaya produksi membuat selisih laba yang bisa mereka peroleh, tak banyak.

“Kalau untuk itu (laba, red) masih relatif sedikit karena biaya kebutuhan olah semakin banyak. Harga-harga kebutuhan pupuk dan obat-obatan pertanian juga terus naik apalagi pupuk semakin sulit didapat," ungkapnya.

BACA JUGA:Warga Bisa Ajukan Nama jika Belum Terdata

H Udin menyebut bahwa kenaikan harga beras saat ini bisa ditekan andai pemerintah lebih siap dan serius dalam melakukan penanggulanan dan intervensi. Misalnya dengan lebih menggalakkan program operasi pasar pangan murah kepada masyarakat.

“Pemerintah harus lebih serius dalam mengelola manajemen ketahanan pangannya, apalagi sebentar lalu masuk bulan ramadhan, harus bisa memastikan ketersediaan pasokan pangan dengan harga terjangkau masyarakat," pungkasnya. (awr)

Tag
Share