Ancaman Banjir Sudah Jadi Persoalan Klise di Kecamatan Lemahwungkuk
Persoalan drainase yang menyebabkan banjir mengemuka pada musrenbang tingkat Kecamatan Lemahwungkuk, Selasa tanggal 6 Februari 2024.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON - Ada Beberapa persoalan yang muncul untuk Kecamatan Lemahwunguk, masalah utama terkait dengan drainase menjadi titik fokus.
Kecamatan Lemahwungkuk adalah kawasan yang berada di wilayah hilir dan mendekati garis pantai.
Kecamatan ini, setiap tahunya memiliki persoalan klasik terkait ancaman banjir.
Oleh sebabnya, penanganan drainase menjadi fokus utama rencana pembangunan 2025 yang tengah dirumuskan.
BACA JUGA:12 Pejabat Ini Berebut Posisi Kepala Dishub, Ada Pejabat yang Sering Ikut Open Bidding
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) M Arif Kurniawan ST mengatakan, selain menyebabkan banjir karena terhambatnya aliran air, drainase yang buruk juga menyebabkan penanganan peningkatan infrasktruktur jalan menjadi kurang maksimal.
Bahkan, menyebabkan jalan di sekitar aliran drainase yang rusak tersebut, menjadi cepat rusak.
“Persoalan utamanya terkait dengan drainase"
"Banyak jalan yang rusak diakibatkan oleh saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” sebutnya, usai membuka Musrenbang tingkat Kecamatan Lemahwungkuk, Selasa tanggal 6 Februari 2024.
BACA JUGA:Tahapan Pendistibusian Logistik Pemilu Dimulai, Hari ini Kotak Suara di Kirim ke PPK
Dia menyebutkan, dari beberapa drainase yang menyebabkan volume drainase kurang, disebabkan beberapa faktor. Misalnya tingginya sedimentasi, kerusakan fisik drainase, hingga tersumbatnya aliran yang tidak lancar.
“Fokus beresin dulu sumber persoalan itu. Kalau perbaikan jalan tapi drainase tidak diperbaiki, ya nanti akan rusak lagi,” sebutnya.
Di sisi lain, Pemkot Cirebon juga fokus menangani normalisasi daerah aliran sungai (DAS), dengan minta bantuan ke BBWS.
BACA JUGA:Galian C di Kelurahan Kenanga Itu Ternyata Milik Perusahaan ini, dan Ngaku Sudah Ada Izinnya