Hari Ke-2 Main Sepeda di Malaysia: Tercerai Berai Mulai Km 10, ‘Gowes Mempersatukan, Tanjakan yang Memisahkan’

Peserta main sepeda bertemakan Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) Malaysia Training Camp 2024 saat menempuh rute menanjak.-ist-Radar Cirebon

“Abah Asril,” begitu pembalap senior ini disapa, finis paling awal sekitar pukul 11.51 di Boh Tea. Kemudian diikuti M Rifqi Febrianto dan Elvan Richardo (Rico) pada pukul 12.18. Berikutnya adalah William dan Ivo Ananda pukul 12.25. 

Total menanjak ketika sampai di Boh Tea Centre lebih dari 2.200 meter. Walau finish rute resmi di Boh Tea Centre, untuk ke penginapan peserta kembali harus mengayuh sepedanya. Sedikit menanjak lagi untuk kembali ke jalan utama, lalu turun ke Kota Tanah Rata.

BACA JUGA:Satu Polisi untuk 10 TPS

Di kota kolonial di ketinggian itulah penginapan berada. Jadi, peserta dapat tambahan bonus lagi 14 km bersepeda. Hal ini menjadikan total dua hari gowes lebih dari 200 km, menanjak hampir 4.500 meter.

Sore hingga malam, peserta bebas jalan-jalan dan makan di Tanah Rata. Malamnya, semua menikmati steamboat, hidangan hangat populer di kawasan yang dingin itu.

Sampai hari ke-2, Malaysia Training Camp masih berlangsung sesuai brosur. Ini bukan liburan bersepeda. Ini bersepeda yang memberikan tantangan sambil mengunjungi tempat yang unik.

Tanah Rata misalnya, berkali-kali jadi lokasi finish queen stage (etapepenentu) Tour de Langkawi, balap sepeda paling bergengsi di Asia Tenggara. 

BACA JUGA:Insinyur Indonesia Dilarang Tinggalkan Korea Selatan Terkait Dugaan Pencurian Data Proyek Jet Tempur KF-21

Bahkan, garis finishnya tidak jauh di depan hotel para peserta bermalam. Banyak pembalap kelas dunia pernah finish di sini. Seperti juara Tour de France Egan Bernal.

Rina Harjianto, peserta dari Malang, mengaku senang bisa dapat pengalaman ini. “Biasanya kalau ke Malaysia, paling hanya di sekitar Kuala Lumpur saja. Sekarang bisa melihat kota-kota lain, bahkan kota-kota kecil seperti di Cameron Highlands ini,” akunya.

Fitur-fitur tanjakan tertentu juga memberi kesan khusus. Seperti adanya terowongan di sekitar km 50. “Ini mirip seperti terowongan di Alpe du Zwift (tanjakan virtual di Zwift, red),” ujar William dari komunitas Kadal Cirebon. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan