Main Sepeda di Malaysia: Jajal Jalan Persekutuan Slim River-Ipoh 104 Km, Elevasi 500 M dengan Suhu 38 Derajat

Kegiatan main sepeda bertajuk Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) dipusatkan di Malaysia mulai dari tanggal 1 hingga 4 Februari 2024.-istimewa-radar cirebon

Pada hari pertama, rombongan cyclist datang dari dua kelompok. Baik rombongan dari Jakarta maupun Surabaya sama-sama sudah berkumpul di bandara masing-masing pukul 03.00 WIB. Memakai pesawat pagi ke Malaysia, landing hampir bersamaan sekitar pukul 09.00 di Bandara KLIA.

Begitu terkumpul, sebuah truk besar dan tiga van telah menunggu. Semua langsung diangkut selama sekitar 90 menit menuju kawasan Slim River, ke arah utara. Di sana, ketika tiba di rest area lama, peserta langsung makan siang. Setelah itu ganti pakaian, lalu merakit sepeda masing-masing.

Hari pertama rute relatif datar. Dengan elevasi hanya sekitar 500 meter. Menyusuri “jalan persekutuan”. Jika di Indonesia disebut jalan antar kota antar provinsi sejauh 104 km. Antara Slim River hingga Ipoh, jalan penuh dengan “alunan” rolling halus.

Selain tampak pegunungan di kanan kiri jalan, juga banyak dijumpai perkebunan kelapa sawit. Jika memasuki pemukiman, yang paling menghambat perjalanan adalah banyaknya lampu merah.

BACA JUGA:Legendaris, Mall Pertama di Cirebon Berusia 35 Tahun

Ketika memulai perjalanan sekitar pukul 14.00 waktu setempat, saat suhu udara mencapai 38 derajat celcius. Panas dan menyengat. Bukan saja yang langsung mengenai badan, termasuk pantulan dari aspal. Kelompok utama di depan menempuh rute nyaris tanpa berhenti. Hanya dua kali isi air botok, di km 40 dan 75. Total berhenti hanya sekitar 15 menit.

Kurang pukul 18.30, rombongan utama ini sudah mencapai penginapan, di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Ipoh. Hari pertama ini, rombongan melaju dengan pace senyaman mungkin, supaya pleton tidak tercerai berai.

Selain menjaga kondisi, juga memberi waktu peserta baru membiasakan diri dengan situasi lalu lintas di Malaysia.
Mobil-mobil juga membantu mengawal, termasuk ada satu mobil mengawal peserta paling belakang. Cuaca panas terus terasa, walau sempat sedikit kena gerimis di tengah-tengah.

Pada tahun-tahun sebelumnya, hari pertama biasanya sudah langsung menanjak. Bahkan langsung menanjak 60 km, lebih dari 1.500 elevation gain, menuju Cameron Highlands.

BACA JUGA:Ketua KPU Melanggar Etik karena Terima Pendaftaran Gibran sebagai Cawapres, Ini Sanksinya

Bagi yang sudah merasakan keduanya, ada yang merasa pilihan tahun ini lebih nyaman. “Saya jelas memilih datar 100 km daripada menanjak 60 km,” celetuk Vee Gusti dari Jakarta.

Fernando Sindu, chef atau juru masak terkenal di tanah air ini, baru kali pertama ikut main sepeda di Malaysia. Dia mengaku terkesan dengan jalanan di Negeri Jiran ini. Walau tidak seratus persen mulus, kualitas aspal pada umumnya lebih menyenangkan.

Sepeda terasa lebih menggelinding, tapi ban tetap “lekat”. Walaupun di sejumlah tempat ada tambalan-tambalan, tidak membuat jalan terasa bumpy yang getarannya bisa menyiksa badan.

Meski demikian, Chef Nando merasa tetap lelah. “Saya praktis tidak tidur semalam. Kalau tidur takut tidak bisa bangun untuk ke bandara. Jadi hanya tidur waktu di pesawat,” akunya.

BACA JUGA:CalegFest Hadirkan 7 Caleg dari 7 Parpol

Tag
Share