Suka Dua Pengusaha Rental Mobil di Kabupaten Majalengka, Risiko Mobil Digelapkan, Modusnya Sewa Jangka Panjang
Andi Siswanto mengungkap perjalanan usaha rental mobil di Majalengka, hingga pernah mengalami mobil rentalnya digelapkan oleh oknum penyewa.-ONO CAHYONO-radar majalengka
MAJALENGKA-Kasus penembakan yang menewaskan pemilik rental mobil di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak mengundang keprihatinan banyak pihak, tak terkecuali para pengusaha rental mobil di Kabupaten Majalengka.
Menggeluti bisnis rental mobil banyak sudak dukanya, seperti yang yang dituturkan pemilik Andi Rent Car, Andi Siswanto.
“Tentu, karena jenis usaha yang sama, risiko yang dihadapi juga serupa, sehingga muncul kekhawatiran di kalangan pelaku usaha rental di beberapa wilayah, termasuk saya di Majalengka,” kata Andi Siswanto saat ditemui di kantornya, di Jl. Cirebon-Bandung, Desa Parapatan, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Senin, 13 Januari 2025.
Ia pun mengaku prihatin dengan peristiwa yang menimpa anggota komunitasnya, seperti yang terjadi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Pengurus DKM Bekuk Pencuri Kotak Amal
Andi Rent Car, yang sudah beroperasi sejak tahun 2012, juga pernah mengalami kejadian di mana mobil rentalnya digelapkan oleh oknum penyewa.
Bedanya, Andi mengaku bahwa peristiwa itu dilakukan oleh orang-orang sipil.
“Sejak tahun 2012, sudah ada tiga kali kejadian di mana mobil rental saya digelapkan. Namun, ketiga mobil tersebut berhasil saya ambil kembali,” ujar Andi.
Dari rangkaian kejadian tersebut, Andi menjelaskan bahwa modus penggelapan mobil rental umumnya dilakukan oleh oknum penyewa dengan perjanjian sewa jangka panjang.
BACA JUGA:Hapus Retribusi BPHTB dan PBG
“Biasanya sewa bulanan atau jangka panjang. Kemudian, penyewa tidak memenuhi kesepakatan awal yang telah dibicarakan,” kata Andi.
Selain itu, para oknum penyewa tersebut biasanya menggunakan mobil rental tidak sesuai dengan tempat yang disepakati.
Misalnya, dalam perjanjian awal mobil digunakan untuk mobilitas di daerah Bandung, namun saat dicek melalui GPS, mobil tersebut berada di daerah lain.
“Gelagat tersebut mulai terlihat saat penyewa tidak komunikatif dan kooperatif ketika saya mencoba menghubungi mereka melalui telepon,” tambah Andi.