Sukses ODF Berkat Program Jambanisasi
JAMBANISASI: Pemdes Ambulu membuat fasilitas jamban komunal, belum lama ini. Hal itu membantu suksesnya gerakan ODF di Kabupaten Cirebon.-deny hamdani-radar cirebon
CIREBON-Kabupaten Cirebon sudah mendeklarasikan diri sebagai daerah yang bebas dari praktik buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) 100 persen.
Keberhasilan ini tercapai berkat pembangunan jamban sehat yang masif atau jambanisasi, baik di rumah warga maupun fasilitas jamban komunal, yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah MM kepada Radar Cirebon, kemarin.
Menurutnya, pencapaian 100 persen ODF merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
BACA JUGA:Pantau Pospam, Pj Bupati Pastikan Malam Tahun Baru Aman
“Menghentikan praktik buang air besar sembarangan merupakan upaya penting untuk mencegah berbagai penyakit berbasis lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dijelaskan Neneng, salah satu faktor utama tercapainya ODF di Kabupaten Cirebon adalah pembangunan jamban sehat yang dilakukan secara lintas sektor.
Diungkapkannya, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) berperan dalam pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga (IPAL-RT) komunal serta jamban rumah tangga.
Kemudian, kata Neneng, Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan juga terlibat melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), sedangkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) turut berkontribusi dalam program sanitasi.
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Waspadai Waktu dan Lokasi Rawan Kejahatan
Selain itu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Cirebon membantu pembangunan jamban sehat bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Kerja sama yang solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat telah memastikan bahwa seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Cirebon kini memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang layak,” tambah Neneng.
Terpisah, Kuwu Desa Ambulu Sunaji mengakui, semula desanya termasuk wilayah dengan angka buang air besar sembarangan yang cukup tinggi.
Diungkapkannya, ada sekitar 287 rumah yang awalnya belum memiliki fasilitas WC atau jamban. “Alasan utama adalah karena belum memiliki WC, tapi ada juga yang sudah memiliki WC namun tetap membuang air besar sembarangan,” akunya.