Suhendrik Bicara Konsep Smart City di Forum Komunikasi Guru Ngaji
Diskusi kebangsaan yang digelar oleh Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) pada Minggu (3/11) di Attaqwa Center.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON - Hal ini disampaikan Calon Wakil wali Kota H Suhendrik saat menjadi pembicara dalam diskusi kebangsaan yang digelar oleh Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) pada Minggu, 3 November 2024 di Attaqwa Center.
Menurut Suhendrik, dalam konsep Smart City, perilaku pengendara seperti belok kanan, belok kiri, hingga berhenti saat berkendara juga merupakan aspek yang harus diamati sebagai bagian dari perilaku lalu lintas.
Ia mengakui bahwa meskipun ada kota dan kabupaten yang menerapkan Smart City, banyak yang masih sekadar slogan tanpa implementasi nyata.
BACA JUGA:KPU Bersama PPK dan PPS Sapa Warga dalam Momen Jalan Sehat Pilkada
BACA JUGA:Berharap Presiden Prabowo Bisa Tertib Aset PDP Kota Cirebon
Suhendrik mencontohkan negara Estonia, yang telah menggunakan teknologi untuk mengurus semua urusan dari mulai kelahiran hingga kematian.
”Di Estonia, semua aspek ekonomi diatur melalui teknologi,” ungkapnya.
Namun, ia juga mencatat bahwa implementasi ini menghadapi tantangan, terutama terkait keamanan data.
BACA JUGA:Terjadi Abrasi di Pesisir Karangreja Sebabkan Pendangkalan Makin Parah
BACA JUGA: Kapolresta Cirebon Beri Makanan Gratis Langsung Kepada Siswa di SLB Akirra 2
Oleh karena itu, pemerintah Estonia meminta bantuan dari Pakta Atlantik Utara untuk melindungi data mereka dari serangan.
Di Jawa Barat, dari 27 kota dan kabupaten, hanya ada satu daerah yang menerapkan Smart City atau Digital City.
Daerah itu dulunya tidak dianggap penting, tetapi kini telah mengalami transformasi besar dan menjadi kabupaten terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan berbasis digital, yaitu Kabupaten Sumedang.
Meskipun secara geografis merupakan daerah pedesaan, Sumedang telah berhasil melakukan transformasi yang signifikan.