Kiai Abbas Buntet Berjuang dari Segala Bidang

Kiai Abbas Buntet.-NU Online-

BACA JUGA:Front Pejuang Demokrasi Dukung Imron-Agus di Pilkada 2024

Sebagai pejuang, Kiai Abbas bersama kiai yang lain, santri, dan bangsa Indonesia lainnya ikut berperang di Surabaya, daerah Jakarta, Bekasi, Priangan Timur, Cianjur Selatan, Maneungteung, dan lain-lain.

Untuk mengkader pejuang, Kiai Abbas membentuk pasukan hizbullah, pasukan sabilillah dan pasukan Asybal (singa kecil).

Pasukan ini dilatih baris berbaris dan perang perangan. Di madrasah para siswa juga dilatih baris berbaris dan juga perang perangan.

Siswa madrasah Ibtidaiyah Wathoniyah, dengan semangat juang tinggi, selain belajar juga digembleng baris berbaris dan perang- perangan. 

BACA JUGA:GMBI Deklarasi Dukung ASIH, 3000 Kader Siap Menangkan Syaikhu-Ilham

Para siswa MIW ini kebanyakan masuk pada pasukan asybal. Pasukan ini dibentuk oleh Kiai Abbas untuk menumbuhkan cinta tanah air sejak anak-anak.

Mereka dilatih berjuang untuk mebela tanah air. Pasukan Asybal dipimpin oleh Kiai Hasyim Anwar. Pasukan ini memiliki tugas sebagai spionase terhadap gerak gerik penjajah.

Bahkan dalam cerita yang berkembang di masyarakat ada seorang anggota asybal yang mampu mencuri senjata penjajah Belanda yang disimpan di sebuah kendaraan.

Anggota asybal ini akan menjadi cikal bakal pasukan hizbullah. Pasukan yang siap membela tanah air dan bangsa. Perjuangan Kiai Abbas yang sering diingat oleh masyarakat adalah ketika berjuang dalam perang 10 November di Surabaya. 

BACA JUGA:Waspada Cacar Air dan Gondongan, Eks Direktur WHO Minta Pemerintah Ambil Langkah Ini!

Kiai Abbas berangkat dari Cirebon ditemani beberapa pengawal menggunakan kereta api. Dari Cirebon menuju Rembang untuk bergabung dengan para kiai yang sudah menunggu di Rembang.

Dari Rembang, Jawa Tengah, Kiai Abbas berangkat dengan kendaraan roda empat dengan beberapa kiai. Termasuk yang ikut adalah Kiai Bishri Mustofa. 

Kiai Haji Abbas wafat pada tahun 1947. Wafatnya Kiai Abbas banyak yang menduga karena merasa kaget atas kekalahan perjanjian Indonesi dengan Belanda di Kuningan pada Perjanjian Linggarjati. 

Terlepas benar atau tidak sangkaan tersebut, yang jelas Kiai Abbas telah mentasarrufkan atau menggunakan seluruh jiwa dan raganya untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan juga kemerdekaan negeri ini. Kiai Abbas telah berjuang dari segala bidang untuk menumpas kejahatan penjajah dan mensejahterakan rakyat Indonesia. (*)

Tag
Share