Ini Isi Curhat Ibu-ibu ke Cagub Jawa Barat Ahmad Syaikhu

CURHAT: Iti, warga asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon yang curhat kepada calon gubernur Jawa Barat KH Ahmad Syaikhu.-cecep nacepi-radar cirebon

CIREBON - Ada saja yang dilakukan oleh ibu-ibu asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.

Saat ada kunjungan calon gubernur (cagub) Jawa Barat, KH Ahmad Syaikhu, pedagang pasar Tegalgubug yang bernama Iti curhat tentang ekonomi, pangan, hingga sulitnya mencari kerja bagi lulusan pondok pesantren (ponpes) yang tidak ikut sekolah formal.

Iti bercerita tentang sulitnya mendapat uang, di tengah kebutuhan ekonomi yang tinggi. Segala kebutuhan pokok naik. Mirisnya lagi, lingkungan sekitarnya banyak yang mengalami kesulitan mencari kerja.

"Saya pedagang di Pasar Tegalgubug, hanya dapat Rp200 ribu, ekonomi gimana pak? Pengangguran juga di sini banyak, karena banyak pihak yang harus bayar ke oknum," kata Iti, saat curhat sama KH Ahmad Syaikhu, yang waktu itu berkunjung di Desa Bojong Kulon, belum lama ini.

BACA JUGA:Boyong Suara Anak Abah Pilih Dani-Fitria

Karena itu, Iti ingin pengangguran di daerahnya tidak ada, pendidikan gampang, dan untuk laki-laki yang sukses agar tidak poligami. "Orang lulusan pondok di daerah sini banyak yang nganggur. Saya kasian, ada yang pesantren lama tapi kerja sulit. Saya ingin, kalau laki-laki sukses jangan poligami!" tandasnya.

Pertanyaan dan keluhan dari Iti pun langsung dijawab oleh Syaikhu. Katanya, kondisi pengangguran yang menumpuk, pihaknya akan berikhtiar. Karena itu, saat ini pihaknya berkunjung ke ponpes-ponpes. Karena tuntutan perlu ijazah, jadi harus sekolah.

"Bagi ponpes yang tidak ada sekolah formal, bisa ikut paket, jadi bisa digunakan untuk kuliah. Jadi banyak dari pesantren jadi pengusaha, dosen, dan lainnya. Bahkan ada juga yang dari pesantren yang jadi presiden, dia adalah Gus Dur," katanya.

Untuk mengatasi pengangguran, pihaknya juga akan membekali pelajar dengan skill, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dari pabrik. Sehingga, begitu lulus bisa bekerja.

BACA JUGA:Wujudkan Lingkungan Aman dari Kekerasan Seksual

"Jadi nanti kita data, kebutuhan manufaktur pabrik seperti apa. Makanya diperlukan Sekolah yang mengeluarkan atau begitu lulus sesuai kebutuhan pabrik," tandasnya.

Soal harga pangan, kata Syaikhu, pihaknya akan membangun BUMD untuk pengelolaan pangan. Karena menurut dia, soal pangan ada kaitannya dengan petani.

Karena itu, dia bakal memperhatikan para petani. Kata Syaikhu, sulitnya pupuk subsidi memengaruhi hasil panen. Karena itu, pihaknya mengembangkan pupuk organik, untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk subsidi. 

"Kita buat pupuk organik cair, sekarang sedang kita coba, dan alhamdulillah pupuk organik menambah subur tanah dan produktivitas meningkat. Kita akan kembangkan pupuk organik untuk menyuburkan kembali tanah," jelasnya.

Tag
Share