Meminta Bahagia
Ilustrasi doa meminta bahagia.-istimewa-
BACA JUGA:BPBD Bentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana di SMPN 18 Kota Cirebon
Ayat tersebut mengingatkan kita semua, uapaya yang kita lakukan boleh jadi memenuhi manfaatnya, misalnya orang kaya mampu membeli kendaraan, rumahnya mewah.
Tapi justru tidak memenuhi maslahat bagi dirinya karena telah melalaikan dirinya dari Allah SWT.
Maka, masalahat dan bahagia, walaupun terkait dengan usaha manusia, tapi tidak semua manusia setelah melakukan usahanya pasti mendapatkan kebahagiaan.
Masalahat dan bahagia bukan hanya terkait dengan uapaya manusia, tapi juga terkait dengan keridlaan Allah SWT kepada kita.
BACA JUGA: Terus Tekan Angka Stunting, di Kabupaten Majalengka Masih Ada 3,12 Persen
Oleh karenanya, konsep bahagia cenderung dikaitkan selain dengan usaha juga kerelaan dalam menerima setiap takdir yang Allah berikan kepada kita, juga meyandarkan diri kepada Allah dalam segala hal.
Bahagia, selalu diminta. Kehadirannya akan membuat kehidupan seseorang berkualitas, baik saat berhubungan dengan sesama manusia maupun berhubungan dengan Allah Yang Memberi Kebahagiaan.
Kebahagiaan bukan direkayasa, sehingga bahagia tapi semu. Karena kebahagiaan yang kita ciptakan hanya sekedar hiburan, namun hati kita tetap tidak mengenalnya sebagai kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah pemberiaan Allah kepada kita setelah kita berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan usaha.
BACA JUGA:Mantan Anggota DPRD Indramayu Jadi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kebahagiaan tiba-tiba membuat kita senang, membuat kita ringan hidup ini. Membuat kita sangat dekat dengan manusia dan Allah. (*)
*Penulis adalah Guru PAI Senior SMP Negeri 8 Kota Cirebon