Membentuk Generasi Toleran

Ilustrasi generasi toleran.-istimewa-

BACA JUGA:Kemenag Sediakan 4.000 Judul Buku di Perpustakaan Digital 845 Masjid

Apabila kasih ditanamkan dalam sebuah keluarga, anak-anak yang tumbuh di lingkungan ini akan mampu mencintai orang lain dalam interaksi sosial mereka.

Ini membantu mereka memandang perbedaan sebagai sesuatu yang indah, bukan sebagai sumber konflik, tetapi sebagai aspek yang memperkaya pengetahuan mereka. 

Kedua, menunjukkan sikap terbuka, saling menghormati dan menghargai. Jika setiap anggota keluarga memahami peran dan posisi masing-masing, rasa saling menghormati akan tumbuh.

Ini sangat penting sebagai bekal individu untuk berinteraksi di masyarakat. Keterbukaan dalam berbagai aspek juga sangat dibutuhkan.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Leah Adams dan Marjory Ebbeck seorang dosen di Eastern Michigan University dan University of South Australia menulis sebuah karya The Early Years and Development of Tolerance.

Pada tulisan tersebut keduanya mengungkapkan bahwa orang tua sepatutnya menanamkan pemahaman moral kepada anak-anaknya sejak usia 2 tahun.

Di mana mereka berupaya menciptakan situasi yang mendukung. Orang tua bersedia mendengarkan, peka terhadap perasaan anak, memberikan jawaban yang logis serta melontarkan pujian.

Sebaliknya, orang tua yang menceramahi, mengancam, atau melontarkan komentar sinis tidak akan merubah sikap anak. Oleh karena itu, peran keluarga akan menentukan karakter anak-anak mereka. Sudah seharusnya kita belajar mengapresiasi hal-hal kecil yang dilakukan oleh anggota keluarga, sehingga kebiasaan tersebut dapat diterapkan di lingkungan luar.

BACA JUGA:LKP Mustika Wangi Kerja Sama Kemendikbud RI Gelar PKW

Unsur ketiga, sikap saling menghargai. Menerapkan sikap ini memang tidak mudah. Seringkali dalam keluarga, kita cenderung mengharapkan seseorang untuk menjadi seperti yang kita inginkan, serta mengendalikan dan membatasi kebebasan mereka.

Di dalam keluarga, orang tua dan akan harus saling menghormati keinginan dan prinsip masing-masing. Pada dasarnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan sesuatu yang dimiliki. Karakter ini akan membawa kita pada sebuah perasaan kecenderungan untuk menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan.

Lambat laun kita akan menuntut lebih tanpa mempetimbangkan keterbatasan orang lain. Penting untuk sadari bahwa kesempurnaan adalah hal yang mustahil di dunia ini. Menghargai adalah nilai penting yang harus diajarkan dalam keluarga, sehingga ketika kita mampu menghargai keluarga sendiri, kita cenderung bisa menghargai orang lain, masyarakat, dan bangsa lain.

Keempat, saling memaafkan. Manusia memiliki banyak keterbatasan dan kesalahan dalam hidup, sehingga memaafkan menjadi hal yang penting dalam keluarga sebagai tempat berlatih. Tindakan yang sudah dilakukan memang tidak bisa diulang kembali. Artinya, setiap tindakan yang menyakiti orang lain pasti meninggalkan luka.

Tag
Share