DKIS yang Peduli Literasi
Ilustrasi peduli literasi.-istimewa-
Oleh: Mochamad Rona Anggie*
KERTAS dan pena masih bernyawa di Jalan Sudarsono No 40. Persemaian ide-ide. Pertukaran gagasan. Berlangsung intens. Siapa saja boleh datang. Bisa ditemani secangkir kopi. Atau semangkuk mi. Suasana egaliter.
Memulai obrolan. Merancang program lewat diskusi kecil. Menjalankan dengan semangat besar. Banyak terobosan mengalir dari sini. Mewarnai kemajuan kota.
Kreativitas kata kunci. Inovasi digenjot ke titik tertinggi. Pemegang kebijakan memberi perhatian. Perjalanan kota ini amat menarik dibukukan. Terutama kisah para pemimpinnya.
BACA JUGA:Status Rafael Struick Masih Belum Jelas di Brisbane Roar, Pakai Nomor 7 Bekas Shin Tae-yong
Ada keberhasilan yang memotivasi. Ada keharuan di tengah mengurusi warga kota. “Kita bisa mengambil pelajaran dari mereka,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa AP MM.
Ma’ruf tak ragu menginisiasi. Bagaimana menghimpun cerita. Sisi personal. Dedikasi pekerjaan. Realisasi pembangunan. Hingga untold story pimpinannya. Terutama pergulatan politik. Yang mengantarkan seseorang menduduki E1 dan E2.
Mengulas perjuangan politik tokoh publik. Semisal wali kota dan wakil wali kota. Atau bupati (Dadang M Naser, Bupati Bandung).
Membuat gairah menulis saya berkobar. Terjalnya jalan yang ditempuh seorang Nashrudin Azis. Sudah menjadi “orang penting” selevel E2, namun tak langsung mendapat tempat di tengah anak buah, karena dianggap belum pantas mengatur ASN Pemkot Cirebon, sepeninggal Wali Kota Ano Sutrisno.
BACA JUGA:Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis di Rumah Sakit Pasar Minggu Cirebon
Sementara Eti Herawati, begitu gigih. Tenang dan tetap tersenyum. Melewati hari-hari sebagai orang nomor dua. Bekerja sebaik-baiknya. Hingga purnatugas sebagai Penjabat (Pj.) Wali Kota Cirebon, akhir tahun 2023.
Kembali ke Ma’ruf. Ia ingin setelah pimpinannya selesai mengabdi. Ketika publik butuh referensi. Atau anak-cucunya ingin tahu kiprah orang tua dan mbah-nya memajukan Kota Cirebon. Bisa membuka lembaran buku yang DKIS terbitkan.
“Bentuk penghargaan kepada pimpinan. Sekaligus mendukung program literasi di Indonesia,” ujar Ma’ruf mengungkap alasan membukukan perjalanan hidup kepala daerah Kota Cirebon.
Tak hanya buku biografi wali kota dan wakil, DKIS meluncurkan pula buku berisi kisah warga dan aparatur negara di masa Covid-19. Rasa kesal, duka, getir dan beratnya menjalani kehidupan saat wabah melanda, terangkum apik dalam buku ini.