Kecintaan, Keimanan dan Keteladanan Nabi
ilustrasi-istimewa-
BACA JUGA:Ruas Jalan Rusak Viral, Malam Dicor, Pagi Langsung Dilalui Kendaraan Warga, 416 Meter Rusak Lagi
Oleh karena itu, siapa pun yang mengenal Rasulullah SAW tak akan kuasa untuk tidak mencintainya. Untuk tidak terpesona oleh kepribadiannya.
Wa innaka la'ala khuluqin adzim; Sungguh engkau benar-benar memiliki akhlak yang mulia. Begitu Allah SWT mengakui kemuliaannya.
Bahkan, Michael Hart seorang penulis Barat dalam bukunya The 100, Rangking of The Most Influential Persons in History, dengan sangat objektif telah menempatkan Rasulullah SAW sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah. '
'Saya berpegang pada keyakinan saya, dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi,'' tulis Michael Hart.
BACA JUGA:Ada Pinjaman Tanpa Agunan Terbaru dari BRI, Simak Syarat dan Ketentuannya Disini
Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memiliki kecerdasan manajerial yang tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai kemampuannya, sehingga dapat mencapai tujuan utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Ilahi.
Di Kota Madinah, setidaknya ada lima hal yang menjadi perhatian utama Rasulullah SAW dalam membangun masyarakat madani yang damai, sejahtera, dan senantiasa berada dalam tuntunan Alquran.
Kelima hal tersebut adalah pemantapan Islam sebagai ajaran, kekuatan politik, keilmuan, persatuan dan kesatuan, serta penegakan hukum.
Untuk itu, sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW tidak memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melaksanakan sesuatu, kecuali beliau juga melaksanakannya.
BACA JUGA:Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Ikut Cegah Stunting Lewat Pengabdian Masyarakat
Rasulullah SAW mengedepankan akhlak yang mulia dalam kepemimpinannya. Dalam sebuah riwayat Husain bin Ali, cucu Rasulullah SAW, menceritakan bagaimana keagungan akhlak beliau.
''Aku bertanya kepada ayah (Ali bin Abi Thalib) tentang bagaimana Rasulullah SAW di tengah-tengah para sahabatnya. Ayah berkata, Rasulullah SAW selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa.''
Rasulullah SAW menjauhkan tiga hal, yaitu riya, boros, dan sesuatu yang tidak berguna.
Rasulullah SAW juga tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala.