Indonesia vs Australia: Ayo Garuda, Terbang Lebih Tinggi

Shin Tae-yong dan pasukan Timnas Indonesia sudah siap melawan Australia.-pssi-radar cirebon

BACA JUGA:Mahasiswa KKM UMC Bersama BKKBN Jabar Upaya Turunkan Angka Stunting di Kelurahan Sumber Kabupaten Cirebon

Banyaknya pemain Indonesia yang berkarier di Eropa tidak menutup mata Mathew Ryan, kapten sekaligus kiper Australia yang juga lama berkarier di Eropa. Hadirnya Sandy Walsh dan kawan-kawan tidak dapat dipungkiri meningkatkan kualitas permainan Indonesia. Ditambah lagi dengan pengalaman Shin serta talenta pemain lokal yang bisa bersaing di skuad saat ini.

"Kita tahu bahwa mereka (Belanda) adalah negara yang sangat teknis. Mereka suka memainkan sepak bola modern, dan itu sangat bergantung pada teknis. Setidaknya itulah pengamatan saya selama bermain di Belanda," kata Ryan dilansir dari Antara.

Tim tamu akan bermain tanpa striker Kusini Yengi di laga ini. Pemain yang bermain bagi Portsmouth itu mendapatkan kartu merah di laga versus Bahrain. Sebagai pengganti, Arnold bisa mengandalkan Mitchell Duke atau Adam Taggart.

Di sisi lain Shin diprediksi tidak akan melakukan banyak perubahan. Mereka yang menjadi starter di Jeddah berpeluang kembali main sejak menit awal. Namun kembalinya Justin Hubner bisa saja membuat ada perubahan pemain di laga ini.

BACA JUGA:PKB Siap Menangkan Idola, Ini Bentuk Komitmennya

Hubner bisa mengisi posisi tiga bek sejajar bersama Rizky Ridho dan kapten Jay Idzes. Jika benar demikian, akan ada pergeseran posisi mengingat posisi yang biasa ditempati Hubner diisi oleh Calvin Verdonk dalam laga di Jeddah kemarin.

Meski skuad Garuda datang dengan semangat tinggi setelah meraih hasil imbang 1-1 melawan Arab Saudi di Jeddah (6/9), pertemuan dengan Australia membawa beban tersendiri mengingat rekor pertemuan yang tak berpihak pada timnas Indonesia.

Sejarah panjang pertemuan antara Indonesia dan Australia menjadi sebuah bayang-bayang kelam bagi skuad asuhan Shin Tae-yong. Dari 15 pertemuan, Timnas Indonesia hanya mampu menang dua kali, sedangkan Australia mendominasi dengan 10 kemenangan. Sisanya, tiga laga berakhir imbang.

Bagi Indonesia, menghadapi Australia selalu menjadi tantangan besar, tidak hanya dalam aspek taktik, tetapi juga dari segi mental. Rekor yang kurang menguntungkan menempatkan Timnas Indonesia dalam posisi underdog dalam setiap pertemuan. Bahkan, dari 15 laga tersebut, Timnas Indonesia hanya berhasil mencetak 8 gol, sedangkan Australia mencatatkan 30 gol. Sebuah defisit 22 gol yang mencerminkan betapa sulitnya Timnas Indonesia mengimbangi kekuatan Socceroos.

BACA JUGA:Indosat Berdayakan AI Sektor Perbankan dan Keuangan

Salah satu kekalahan paling memalukan yang pernah dialami Timnas Indonesia saat bertemu Australia terjadi pada 24 Maret 1973 dalam kualifikasi Piala Dunia. Pada laga tersebut, Timnas Indonesia dihajar habis-habisan oleh Australia dengan skor 6-0 di Sydney.

Kekalahan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah pertemuan kedua tim, sekaligus mengingatkan bahwa level permainan antara kedua negara memang sangat berbeda, terutama di era-era sebelumnya.

Kekalahan tersebut bukan hanya sekadar catatan skor, melainkan juga menjadi pukulan telak bagi semangat Timnas Indonesia yang kala itu tengah mencoba membangun pondasi sepak bola internasional yang lebih kompetitif.

Meskipun mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, bayang-bayang kekalahan besar seperti ini tetap menghantui setiap pertemuan dengan Australia.

Tag
Share