Indonesia vs Australia: Ayo Garuda, Terbang Lebih Tinggi
Shin Tae-yong dan pasukan Timnas Indonesia sudah siap melawan Australia.-pssi-radar cirebon
BACA JUGA:Pedagang Protes Penertiban PKL, Satpol PP Patuhi Aturan Trotoar 6 Ruas Jalan
Namun, meskipun seringkali kalah, Timnas Indonesia juga memiliki momen kemenangan yang patut diingat. Dua kemenangan melawan Australia terjadi pada momen yang sangat bersejarah. Kemenangan pertama terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 1982, ketika Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Australia 1-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 30 Agustus 1981.
Gol tunggal yang dicetak oleh Risdianto membuat Timnas Indonesia berhasil mencatatkan kemenangan pertama atas Australia di ajang resmi.
Kemenangan kedua terjadi pada laga kualifikasi Olimpiade pada 1960. Dalam pertandingan yang digelar pada 1 Januari 1960, Timnas Indonesia berhasil menang 2-0 atas Australia.
Dua kemenangan ini tentu saja menjadi bagian penting dari sejarah pertemuan Timnas Indonesia dengan Australia, meskipun jumlahnya sangat minim dibandingkan dengan kemenangan yang diraih oleh Australia.
BACA JUGA:Ketua PC NU Doakan Eti-Suhendrik
Dari 15 pertemuan resmi antara Timnas Indonesia dan Australia, data statistik menunjukkan bahwa Timnas Indonesia sangat kesulitan mengimbangi permainan cepat dan fisik yang menjadi ciri khas Australia. Dengan 10 kemenangan, Australia mengukuhkan dominasinya. Sementara Timnas Indonesia hanya mampu menahan imbang tiga kali.
Dengan dominasi yang sangat jelas, Australia telah mencetak 30 gol dalam pertemuan dengan Timnas Indonesia. Sementara Timnas Indonesia hanya bisa membalas dengan 8 gol. Ketimpangan ini menunjukkan betapa besar jurang kualitas antara kedua tim, terutama dalam aspek permainan kolektif dan individu.
Meskipun rekor pertemuan berpihak pada Australia, Timnas Indonesia tidak datang ke laga ini dengan mental menyerah. Sebaliknya, hasil imbang 1-1 melawan Arab Saudi di laga pembuka Grup C memberikan angin segar bagi skuad Garuda.
Shin Tae-yong tampaknya telah berhasil membangun kekuatan tim yang solid, terutama dalam bertahan, seperti yang ditunjukkan oleh pertahanan kukuh ketika menghadapi Arab Saudi.
BACA JUGA:Kumpulkan Sampah untuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Sementara itu, Australia sedang dalam tekanan besar setelah kalah 0-1 dari Bahrain. Kekalahan ini jelas mengejutkan, mengingat Australia biasanya diunggulkan dalam laga-laga semacam ini. Namun, tekanan ini justru bisa menjadi bumerang bagi Timnas Indonesia jika tidak diantisipasi dengan baik. Australia tentu akan tampil habis-habisan di Jakarta untuk memperbaiki situasi dan mengamankan peluang mereka lolos ke Piala Dunia 2026.
Dalam laga nanti, kembalinya beberapa pemain kunci seperti Justin Hubner yang absen di laga melawan Arab Saudi, akan memberikan tambahan kekuatan di lini pertahanan Timnas Indonesia. Sedangkan di lini serang, pemain-pemain seperti Witan Sulaeman dan Rafael Struick diharapkan bisa memberikan ancaman serius bagi pertahanan Australia yang terkenal tangguh.
Kemenangan atas Australia di Jakarta akan menjadi penanda sejarah baru bagi sepak bola Indonesia, sekaligus memperbaiki rekor pertemuan yang selama ini didominasi oleh Australia. Dukungan penuh dari suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno tentu akan menjadi motivasi tambahan bagi Timnas Indonesia untuk meraih hasil maksimal.
Namun, di balik optimisme tersebut, tetap diperlukan realisme. Australia, meskipun kalah di laga pembuka, tetap menjadi lawan yang sulit diatasi. Dengan materi pemain yang berpengalaman di liga-liga top Eropa, Australia memiliki segalanya untuk menjadi ancaman besar bagi Timnas Indonesia.