“Meskipun nama Teguh, Ayu dan Abe ngotot harus E1, tapi semua bisa dimusyawarahkan. Kecuali tidak ada titik temu, saya pastikan koalisi KIM bisa pecah. Tapi sampai sejauh ini masih cukup solid,” imbuhnya.
BACA JUGA:Hasil Pemilu Awal: Kandidat Lain Belum Bisa Menggeser Eti Herawati
Seperti diketahui, sisa waktu pendaftaran bacabup dan bacawabup satu bulan lebih. Sayangnya, dari tujuh partai pemilik kursi parlemen, belum final menentukan pasangan calon bupati dan wakil bupati. Tercatat, saat ini ada tiga poros koalisi.
Yakni, Golkar, Gerindra Demokrat dan PKB atau (KIM), kemudian PDIP yang masih terus mencari kawan koalisi serta koalisi PKS-Nasdem.
Secara spekulasi pun, tak menutup kemungkinan terjadi head to head di Pilbup Cirebon 2024. Hal itu jika PKS dan Nasdem masuk di antara koalisi KIM atau PDIP.
BACA JUGA:Peluang Rekomendasi dari Partai Gerindra Menguat Kepada Ayu untuk Maju Pilkada 2024
Tak kalah menariknya, ketika ngototnya PKB di posisi E1 dalam koalisi KIM. PKB terancam ditinggal. Pasalnya, di Koalisi itu, ada Ayu yang dianggap mampu menyelesaikan koalisi.
“Kalau saja Abe yang diusung PKB dan Ayu yang diusung Gerindra-Demokrat sama-sama ngotot, maka bisa dipastikan PKB akan ditinggal koalisi KIM,” terang sumber Radar Cirebon yang enggan disebutkan namanya.
Lain halnya ketika Ayu dipasangkan dengan Teguh. Ketua DPD Partai Golkar itu lebih fleksibel jika diposisikan sebagai wakil bupati Cirebon pada Pilkada 2024 nanti.