CIREBON - Pintu menuju komplek makam Gunung Jati tiba-tiba digembok, memanas polemik di keluarga besar Kesultanan Cirebon pada Jumat 19 April.
Agenda ziarah keluarga Keraton Kasepuhan sempat terkendala karena hal tersebut.
Pangeran Nusantara, adik dari Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin, terlihat geram saat mengetahui hal tersebut.
Terlebih lagi, di depan komplek makam terpasang tulisan penolakan terhadap Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan.
”Kami keluarga besar Kesultanan Cirebon tidak mengakui Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan,” demikian tertulis pada spanduk di depan komplek makam.
Melihat penggembokan pintu masuk, Pangeran Nusantara terlihat emosi.
”Iya, mau ke orang tua, mau ke orang tua,” katanya, sambil ditenangkan oleh kerabatnya.
Luqman berencana untuk ziarah ke makam leluhur dan ayahnya, Alm PRA Arief Natadiningrat, yang terletak di komplek makam tersebut. ”Istighfar, istighfar. Iya, sama (mau ziarah),” kata Patih Sepuh Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat.
Keluarga akhirnya hanya bisa melakukan ziarah di Pintu Ganggong, akses masuk menuju makam.
Pangeran Nusantara menyesalkan penutupan pintu tersebut, menyatakan bahwa keluarga hanya ingin melakukan ziarah dan tradisi Grebeg Syawal.
”Kami sangat prihatin atas penutupan pintu ini. Kami seharusnya bisa ziarah tanpa hambatan,” ungkapnya.
Patih Sepuh berencana untuk berembuk dengan keluarga terkait kejadian tersebut. Mereka akan mencari solusi atas penutupan pintu tersebut.
”Insya Allah, nanti kami akan berembuk dengan keluarga untuk mencari solusi terhadap penutupan pintu ini,” tambahnya.
Setelah kejadian itu, keluarga melaksanakan doa di depan pintu dan melanjutkan tradisi Grebeg Syawal.
”Yang penting bagi kami sekeluarga adalah melaksanakan Grebeg Syawal hari ini,” jelasnya.