Fikih Pemilihan Kepemimpinan

Kamis 08 Feb 2024 - 16:49 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Cerdas Memilih

Masyarakat hendaknya cerdas menggunakan hak pilihnya. Kesalahan dalam menentukan pilihan, yang hanya beberapa detik lamanya dalam bilik suara, dapat melahirkan penyesalan lima tahun ke depan. 

Pertama, memilih pemimpin yang terbaik. Pilihlah pemimpin yang amanah, bertanggung jawab dan komitmen terhadap ajaran agamanya.

Jika terhadap agamanya saja tidak komitmen menjalankan ajarannya, apalagi komitmen terhadap rakyat yang telah memilihnya.

Kedua, melakukan shalat Istikharah dan bermusyawarah. Jika mengalami kesulitan dalam memilih calon pemimpin yang hendak dipilihnya, lakukan shalat Istikharah terlebih dahulu dan bermusyawarahlah dengan orang yang mengetahui persoalan dalam hal memilih pemimpin. (HR Ahmad).

BACA JUGA:Galian C di Kelurahan Kenanga Itu Ternyata Milik Perusahaan ini, dan Ngaku Sudah Ada Izinnya

Ketiga, bertanya kepada ahlinya atau kepada orang yang mengenal sepak terjang atau latar belakang calon pemimpin yang akan dipilih (QS an-Nahl [16]: 43).

Merayakan Kemenangan

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS an-Nashr [110]: 1). Pada ayat ini Allah menegaskan, kemenangan dan kesuksesan itu diraih karena pertolongan-Nya.

Tanpa pertolongan-Nya, kesuksesan (apakah itu kesuksesan dalam bisnis, karier, dan membangun rumah tangga) dan kemenangan (apakah kemenangan dalam pemilihan pemimpin maupun dalam berbagai lomba) tidak akan dapat diraih.

Berkaitan kemenangan dan kesuksesan, Islam memberikan cara dalam merayakannya agar kemenangan dan kesuksesan itu selalu mendapatkan takyidullah (dukungan Allah) dan bimbingan-Nya.

BACA JUGA:Optimalisasi PAD, DKP3 Andalkan Sistem Transaksi Non Tunai di TPI Kejawanan

Apabila kemenangan dan kesuksesan sudah diraih, “Maka, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah penerima taubat.” (QS an-Nashr [110]: 3).

Yang hendaknya dilakukan setelah meraih kemenangan dan kesuksesan adalah, pertama, bertasbih dengan memuji Allah SWT. Lisan mengucapkan syukur alhamdulillahirabbilalamin (segala puji milik Allah pemelihara semesta alam).

Kemudian, melakukan sujud syukur dan doa. Berikut doa syukur dalam Alquran, “Rabbi awzi'ni an asykura ni'matikallati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya, wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin.”

“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS an-Naml [27]: 19).

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa