Defisit Beras, Harga Naik

Senin 05 Feb 2024 - 20:35 WIB
Reporter : M Hasanuddin
Editor : M Hasanuddin

CIREBON-Defisit beras menjadi penyebab utama kenaikan harga beras di sejumlah pasar tradisional, khususnya di Kabupaten Cirebon. Demikian dikatakan Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon, Imam Firdaus kepada Radar Cirebon, kemarin. 

Akibat defisit beras, lanjut Imam Firdaus, harga beras medium di pasaran terus merangkak naik, dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram, kini naik menjadi 12.500 hingga 13.000 per kilogram.

Diakuinya, kenaikan harga beras medium dan premium cukup tinggi di kisaran Rp1600 sampai Rp2000/Kg. 

Padahal, kenaikan harga biasanya di kisaran Rp300 sampai Rp500 per kilogram. “Penyebab utama naiknya harga beras karena defisit beras, produksi beras dalam negeri minim,” ujar Imam Firdaus.

BACA JUGA:Tahun Politik: DPRD Majalengka Pastikan Tugas dan Fungsi Tetap Berjalan

Lebih lanjut, dijelaskan Imam, defisi beras terjadi karena sejak Oktober 2023 sudah tidak ada yang panen. “Panen terakhir itu September 2023, karena memang kondisi cuaca dimana saat ini musim hujan sehingga menghambat produksi beras dalam negeri,” tuturnya.

Untuk mengatasi defisit beras dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, Bulog terpaksa harus mendatangkan beras dari luar negeri alias impor. “Bulog melakukan pengadaan beras dari luar negeri, baik dari Thailand maupun Vietnam,” katanya.

Bahkan, saat ini pihaknya sudah tidak memiliki stok beras lokal atau dalam negeri. “Stok kami saat ini di Bulog Cirebon, 100 persen beras impor. Terakhir kita melakukan penyerapan beras lokal itu di bulan September tahun kemarin,” bebernya.

Untuk menekan harga beras di pasaran, pihaknya ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat yang tidak mampu. “Bantuan beras ini diberikan selama enam bulan, dimana satu bulan untuk satu kepala keluarga ini sebanyak 10 kilogram beras,” ujarnya.

BACA JUGA:Terungkap, Raperda PBB Rampung dalam 2 Minggu

Untuk Kabupaten Cirebon sendiri, menurut Imam, ada 280 ribu penerima bantuan beras tersebut. “Untuk satu bulan kita salurkan 2.800 ton beras untuk Kabupaten Cirebon,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah daerah melakukam operasi pasar. “Untuk menekan beras, kita juga ikut program pemerintah daerah seperti operasi pasar dan sejenisnya,” ujarnya.

Imam memprediksi kenaikkan harga beras akan berhenti di bulan Mei 2024. “Kita prediksi sampai akhir April atau Mei, karena di akhir April petani lokal sudah mulai panen, sehingga produksi beras akan meningkat kembali dan kita juga akan melakukan penyerapan produksi beras dalam negeri,” pungkasnya. (den)

Kategori :