Oleh: Novi Maria Yulianty SPd
PERUBAHAN iklim yang tidak menentu dapat menjadi hambatan aktivitas manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini curah hujan di Indonesia juga tidak menentu.
Fenomena El Nino masih akan bertahan pada level moderat dari bulan Desember 2023-Jamuari 2024. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino moderat akan berakhir di Februari 2024.
El Nino moderat berarti terjadi kekeringan akibat penurunan curah hujan hingga 70 persen. Berdasakan analisis, potensi itu terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Laman BMKG NTB menuliskan El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. Dengan demikian, El Nino juga bisa mengakibatkan kondisi kekeringan secara umum di Indonesia.
BACA JUGA:Tren Makan Gen Z
Dalam sejarahnya, El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak kecil”. Pada tahun 1600-an, seorang nelayan asal Amerika Serikat menemukan sebuah fenomena air hangat di Samudra Pasifik.
Seperti diwartakan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), kondisi El Nino dapat mempengaruhi cuaca secara signifikan. Perairan yang lebih hangat ini bergerak dari Pasifik ke selatan.
El Nino terjadi karena perairan menjadi sangat hangat di Pasifik timur. Kondisi ini terbentuk setelah angin pasat yang bertiup dari timur ke barat di sepanjang Pasifik khatulistiwa menjadi lambat atau berbalik arah seiring dengan perubahan tekanan udara.
“Ketika El Nino menggerakkan air hangat itu, ia bergerak ke tempat badai petir terjadi. Itu domino atmosfer pertama yang turun," kata Tom DiLiberto, ahli meteorologi NOAA. El Nino memberikan beberapa dampak yang signifikan di Indonesia.Di antaranya kekeringan, kekurangan air bersih, gagal panen, serta kebakaran hutan dan lahan.
BACA JUGA:Keputusan Komdis PSSI: Ballboy Disanksi Puluhan Juta
Mengutip laman Pemerintah Kota Surakarta, dampak lain El Nino ialah anomali cuaca yang menyebabkan banjir dan badai hebat. Daerah basah bisa mengalami kekeringan dan daerah kering justru banjir.
Dari sektor pertanian, pola curah hujan dan suhu bisa menyebabkan gagal panen dan kelangkaan pangan. Situasi yang demikian dapat mengancam kondisi ketahanan pangan lokal maupun secara global.
Selain itu, ekosistem di laut bisa terdampak El Nino. Pemutihan karang merebut terumbu karang, ditambah pergeseran distribusi dan kelimpahan ikan.
Dari sisi kesehatan, perubahan kondisi iklim mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, banjir dan penyakit yang ditularkan lewat air, masalah gizi, hingga dampak mental akibat ketidakpastian ekonomi dan ketegangan sosial.