BACA JUGA:Berikut Persyaratan Shin Tae Yong agar Kontrak Diperpanjang Lagi
Selama fenomena El Nino, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyarankan agar petani mengganti tanaman padi ke jenis pajale (padi ganti jagung dan kedelai). Pasalnya, tanaman tersebut tidak memerlukan banyak air.
Menurut peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, fenomena El Nino, sebenarnya ini bukan pertama kali, kita pernah mengalaminya di antaranya tahun 1962, 1963, 1972, 1973, 1982, 1983, 1997, 1998, 2015 dan 2016.
Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi fenomena ini. Intinya arahan yang disampaikan Bapak Presiden ada tiga hal.
Pertama, pemetaan persoalan secara komprehensif; yang kedua, fokus untuk strategi tersedianya air; dan yang ketiga, daerah sentra produksi pangan agar dicek terus-menerus untuk kecukupan air.
BACA JUGA:Kylian Mbappe Cuma Pikirkan PSG Atau Real Madrid
Upaya Antisipasi dan Adaptasi El Nino di Sektor Pertanian
Untuk menghadapi ancaman El Nino, petani dan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi dan Mapping Wilayah Terdampak
Identifikasi dan pemetaan wilayah yang berisiko mengalami kekeringan menjadi langkah penting untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak El Nino.
Wilayah yang berisiko lebih tinggi dapat dikategorikan dalam zona merah, kuning, dan hijau untuk menyusun strategi penanggulangan yang sesuai.
BACA JUGA:Brentford vs Man City: Mari Kudeta Liverpool
2. Percepatan Tanam
Petani dapat mempercepat jadwal penanaman untuk mengejar sisa hujan yang masih tersedia sebelum masa kemarau tiba. Dengan demikian, mereka dapat memaksimalkan potensi hasil panen.
3. Peningkatan Ketersediaan Alsintan
Pemerintah dapat meningkatkan ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk membantu petani dalam proses percepatan tanam. Alsintan modern memungkinkan proses tanam lebih efisien dan cepat.