Oleh: Imam Nur Suharno
TIDAK terasa kita akan kembali melewati pergantian tahun baru, dari tahun 2023 berganti menjadi 2024. Pergantian tahun ini mengingatkan akan cepatnya perjalanan waktu, termasuk tahun.
Hal ini telah disinyalir dalam sabda Nabi SAW, kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya.
Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata (HR Ahmad).
Setiap momentum pergantian tahun ini semestinya dijadikan sebagai sarana perenungan dan muhasabah (evaluasi) sejauhmana waktu dan kesempatan yang telah diberikan digunakan untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat.
BACA JUGA: Obyek Wisata Setu Sedong Tingkatkan Ekonomi Rakyat, Kini Dilengkapi Taman Bermain
“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskan, tentang ilmu bagaimana ia mengamalkan, tentang harta, dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR Tirmidzi).
Setiap pergantian tahun baru mengingatkan, secara matematika usia seseorang bertambah, padahal sejatinya jatah hidup di dunia berkurang.
Jika hal ini direnungi secara seksama, seseorang akan memanfaatkan pergantian tahun untuk muhasabah agar seiring bertambahnya usia semakin bertambah bermanfaat hidupnya, apapun profesinya.
Sebagai penggiat media cetak dan elektronik, dimanfaatkan untuk menyajikan informasi dan berita yang dapat menyejukkan (bukan profokatif) dan dapat dipertanggungjawabkan (bukan hoax).
BACA JUGA:Siapapun Peduli Lingkungan, DLH Siap Beri Penghargaan dan Hadiah
Karena hal itu akan dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat kelak.
Sebagai pengusaha, dimanfaatkan dengan bisnis yang halal dan memberikan hak kepada karyawan sebelum keringatnya mengering, bukan malah untuk memeras tenaga karyawan demi mendapatkan keuntungan yang besar.
Sebagai orang yang berpunya (kaya), dimanfaatkan untuk membantu dengan banyak berderma kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan dan pertolongan sehingga tercipta kehidupan yang harmonis bukan kesenjangan.
Sebagai suami atau istri dalam rumah tangga, dijadikan sebagai ladang penyiapan generasi yang berakhlakul karimah sebagai pemimpin di masa depan. Sebagai anak, berbakti kepada orang tua, membahagiakan, menjaga nama baik keluarga dan melanjutkan visi misinya.