Bahlil Lahadalia Ungkap Rencana Pencabutan Subsidi BBM untuk Ojol, Ekonom: Kebijakan Ini Tidak Adil!

Jumat 29 Nov 2024 - 16:55 WIB
Reporter : Asep Deni Hamzah
Editor : Asep Deni Hamzah

RADARCIREBON.BACAKORAN.CO - Rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menghentikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi pengemudi ojek online (Ojol) menuai kritik tajam dari berbagai pihak.

Dalam pernyataannya, Bahlil menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil karena pengemudi ojol saat ini masih dianggap sebagai pelaku usaha atau bisnis pribadi, bukan sebagai bagian dari angkutan umum resmi.

“Yang berhak menerima subsidi hanyalah kendaraan berpelat kuning seperti angkot atau transportasi umum lainnya. Tujuannya agar harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya pada Rabu, 27 November 2024.

Menanggapi hal tersebut, Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta, menilai langkah ini tidak adil. Menurutnya, kebijakan ini mengabaikan peran strategis ojol dalam mendukung perekonomian masyarakat perkotaan.

BACA JUGA:Antisipasi Libur Nataru, Korlantas Polri dan Dishub Adakan Pengecekan Jalur di Jawa Barat

“Pengemudi ojol bukanlah kelompok ekonomi mampu. Sebagian besar dari mereka berasal dari kelas menengah ke bawah yang bergantung pada pendapatan harian,” ujar Achmad, dikutip dari Disway.id, Jumat, 29 November 2024.

Ia menambahkan bahwa ojek online telah menjadi solusi transportasi yang efisien, fleksibel, dan terjangkau bagi jutaan masyarakat, terutama di kota-kota besar.

“Mereka tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga menjalankan peran penting dalam sektor logistik, seperti pengiriman makanan dan barang. Subsidi BBM untuk pengemudi ojol sebenarnya juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat luas yang menggunakan layanan ini,” jelas Achmad.

Achmad memperingatkan bahwa tanpa subsidi BBM, biaya operasional pengemudi ojol akan meningkat signifikan. Hal ini hampir pasti akan berdampak pada kenaikan tarif layanan, yang pada akhirnya akan membebani konsumen.

“Ini berpotensi mengurangi akses masyarakat kelas menengah dan bawah terhadap transportasi murah, meningkatkan biaya hidup, dan menekan daya beli masyarakat yang sudah terhimpit oleh inflasi,” ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah besar pengemudi ojek online dikabarkan berencana menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pencabutan subsidi BBM ini. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak hanya akan merugikan para pengemudi, tetapi juga masyarakat yang selama ini mengandalkan layanan ojol sebagai sarana transportasi dan logistik yang terjangkau.

“Kami tidak setuju dengan kebijakan ini. Jika subsidi dicabut, pendapatan kami akan turun, sementara biaya hidup terus naik,” keluh salah satu pengemudi ojol yang enggan disebutkan namanya.

Hingga saat ini, pemerintah masih mempertimbangkan berbagai opsi untuk memastikan kebijakan tersebut tidak memberikan dampak negatif yang terlalu besar bagi pengemudi maupun pengguna layanan ojek online.

Kategori :