CIREBON- Meskipun tidak lahir dan besar di Cirebon, namun sosok ini mempunyai darah bangsawan dari Keraton Kanoman. Namanya diusulkan oleh Pemerintah Kota Cirebon untuk menerima gelar Pahlawan Nasional.
Laksamana Udara Marsekal TNI (Purn) Elang Soerjadi Soerjadarma merupakan Panglima TNI tahun 1959-1962 dan Kepala Staf TNI AU dari tahun 1946-1962. Ia juga dikenal sebagai Bapak AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) karena jasanya merintis berdirinya AURI dan membangun sekolah penerbang serta memimpin serangan ke markas Belanda.
Dikutip dari laman TNI AU, Raden Soerjadi Soerjadarma atau Raden Suryadi Suryadarma lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 6 Desember 1912. Anak dari seorang ayah yang bernama Raden Soerjaka Soerjadarma yang merupakan seorang pegawai bank di Banyuwangi. Ia disebut masih mempunyai keturunan dari Keraton Kanoman dari buyutnya yang bernama Pangeran Jakaria alias Aryabrata.
Saat dikonfirmasi Radar Cirebon, Pustakawan Keraton Kanoman, Farihin, mengatakan bahwa sekitar satu tahun lalu ada utusan dari TNI AU yang menanyakan silsilah garis keturunan Raden Suryadi Suryadarma di Keraton Kanoman. “Memang ada nama yang disebut sebagai buyutnya," ungkap Farihin kepada Radar Cirebon, Kamis, (7/11/2024).
BACA JUGA:Bappelitbangda Segara Berganti Nama Baperida
Kembali mengutip dari laman TNI AU, Raden Suryadi telah bercita-cita menjadi pilot sejak bersekolah di HBS (Hogere Burgere School) di Bandung. Pasalnya, setiap pekan ia sering datang ke landasan pesawat terbang Andir di Bandung. Begitu besar rasa pensarannya akan pesawat terbang.
Namun sebelum menamatkan pendidikannya di HBS, Ia pindah ke Konning Willem School (KWS) II di Jakarta. Pada tahun 1931, setelah lulus dari KWS III, Suryadi langsung mengejar cita-citanya menjadi seorang penerbang pesawat dengan mencoba masuk ke sekolah penerbangan milik Belanda Proef Vlieg Afdeling (PVA).
Namun sebelum masuk, Suryadi harus terlebih dahulu bersekolah atau mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academic (KMA) atau Akademi Militer Belanda di Breda Belanda. Sejak saat itu Suryadi resmi menjadi taruna militer Belanda.
Setelah 3 tahun menempuh pendidikan militer di Belanda, Suryadi ditugaskan di kota kecil bagian utara Belanda. Pada tahun 1934 M ia ditugaskan di Batalyon I Infantri di Magelang. Sebulan setelahnya ia pindah ke bagian Penerbangan KNIL di Bandung. Pada bulan Desember 1937 M untuk mencapai cita-citanya ia mengikuti Sekolah Penerbangan (Vlieghschool) di Andir Bandung dan lulus pada tahun 1938 M.
BACA JUGA:Akselerasi Program 100 Hari
Pada tahun 1941 Suryadi dipercaya sebagai instruktur di sekolah penerbangan dan pengintai di Kalijati. Di sini ia bertemu pemuda Indonesia seperti Agustinus Adisucipto dan Husein Sastranegara. Pada saat perang pasifik, oleh militer Belanda Suryadi ditugaskan membawa pesawat pembom untuk menyerang pos pertahanan dan kapal-kapal Jepang.
Pasca Indonesia merdeka, Raden Suryadi kemudian ditugaskan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung. Pada masa ini pula Suryadi mulai merintis tentara angkatan udara di Indonesia dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bagian Penerbangan pada 12 Desember 1945.
Lalu, pada tanggal 9 April 1946 oleh Presiden Soekarno TKR Jawatan Penerbangan diubah jadi TRI Angkatan Udara dengan Raden Suryadi Suryadarma sebagai Kepala staf TRI AU dengan pangkat Komando Udara. Seiring berjalannya waktu TRI AU berubah menjadi TNI AU. Setiap tanggal 9 April diperingati sebagai hari lahir TNI Angkatan Udara.
Disebutkan, bahwa ada banyak sekali pengabdian yang dilakukan oleh Suryadi pada saat memimpin TNI AU. Seperti memperbanyak alutsista pesawat terbang dengan membeli pesawat Avro Anson, Dakota, Skytrain, PBY Catalina dan masih banyak lagi. Ia juga sering melaksanakan misi, seperti misi diplomatik untuk mendapatkan pesawat terbang, misi penyerangan langsung di Semarang, Ambarawa, Salatiga dan Kalimantan.
BACA JUGA:Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 5.000 Meter