Tanaman Padi Diserang Burung Pipit

Jumat 25 Oct 2024 - 18:34 WIB
Reporter : Deden F
Editor : Deden F

Petani di Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, harus terus berjuang agar padi yang telah mulai menguning bisa dipanen dengan maksimal. 

Setelah menghadapi kekeringan, kini mereka harus menyelamatkan padi dari serangan burung pipit.

Seorang petani bernama Uka menyebutkan bahwa ribuan burung datang secara bergerombol untuk menyerang padi yang mulai menguning. 

“Burung-burung pipit itu memakan butiran padi hingga nyaris habis. Coba lihat di petak sana, padinya memutih karena habis dimakan burung-burung kecil itu,” keluh Uka kepada Radar saat menghalau ribuan burung pipit di tanaman padi mereka.

BACA JUGA:Cabup Ridho Sambangi Warga Ciharendong, Kompak Menangkan 02

Untuk menghalau burung-burung tersebut, para petani menggunakan kentongan atau kaleng bekas agar burung-burung itu kabur dan tidak memakan butiran padi. 

“Kami mengusir burung-burung yang jumlahnya ribuan itu dengan bunyi-bunyian agar butiran padi tidak habis dimakan,” ujarnya.

Bahkan, para petani memasang tali yang membentang di atas tanaman padi mereka dengan kaleng-kaleng kecil, sehingga ketika terkena angin, kaleng tersebut bisa berbunyi dan menghalau burung-burung itu.

“Kami setiap pagi, sore, dan malam hari keliling menabuh bunyi-bunyian untuk menghalau hama burung pipit,” ujar Uka, yang diiyakan oleh petani lainnya asal RW 03 Kelurahan Majalengka Kulon, Kusnan (55).

BACA JUGA:Alumni Buntet Pesantren di Kuningan Terpikat Paslon Dirahmati

Ditambahkan Kusnan, ia pernah mencoba memasang jaring untuk menangkap burung-burung itu, tetapi ternyata tidak ada satupun yang terkena jaring.

“Makanya, kami memilih mengusirnya secara tradisional dengan menabuh bunyi-bunyian menggunakan kaleng atau kentongan bambu,” kata Kusnan kepada Radar, kemarin.

Kusnan juga mengungkapkan bahwa para petani nyaris gagal panen karena kekeringan akibat hujan yang tak kunjung datang, sehingga terpaksa menyedot air dari sungai dengan mesin diesel. 

“Memang mesinnya gratis dari Kelompok Tani, tetapi biaya untuk bensin mencapai 10 liter sekali menyedot air dari sungai. Kini, ketika padi sudah mulai siap panen, datang hama burung. Nasib petani selalu kurang beruntung; ketika panen hanya cukup untuk makan hingga panen berikutnya,” katanya.

BACA JUGA:Pemkab Beri Penghargaan pada Purna Paskibraka 2024

Kategori :