CIREBON - Pasangan calon (paslon) Walikota-Wakil Walikota Cirebon nomor urut 1, Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati memaknai Hari Santri Nasional 22 Oktober sebagai momentum untuk meningkatkan nilai-nilai religius dalam membangun Kota Cirebon ke depan.
Terlebih lagi, dalam membuat visi misi, paslon yang diusung PAN dan PDI Perjuangan ini menempatkan visi religius di urutan paling depan dalam program visi misinya, yakni Remaja (Religius, Maju, dan Sejahtera).
Sebagai calon walikota yang pernah menjadi santri, Dani memaknai Hari Santri Nasional ini bukan hanya menjadi peringatan seremonial saja.
Tapi, bagaimana agar ke depan, Pemerintah Kota Cirebon jika dipimpin oleh Dani-Fitria nanti, bisa memberikan program-program yang lebih nyata dalam meningkatkan kualitas keagamaan.
BACA JUGA:Tebar Ratusan Paket Makanan Bergizi
"Tidak hanya sekadar memfasilitasi adanya kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan saja. Tapi, lebih konkret lagi dalam menghadirkan program bantuan dari APBD bagi peningkatan kualitas keagamaan," ujar Dani.
Program-program tersebut antara lain, dalam memfaslitasi peningkatkan sarana tempat ibadah bagi semua agama.
Dengan kemajemukan yang dimiliki oleh Kota Cirebon, seorang pemimpin di Kota Cirebon tidak hanya mewakili beberapa golongan saja, tapi mesti mengayomi semua golongan, apapun agama yang dianut warganya.
"Kami, Dani-Fitria siap menjadi pengayomi masyarakat Kota Cirebon dari semua golongan, dan apapun agama yang dianut warga," terangnya.
BACA JUGA:Pemkab Indramayu Targetkan APBD 2025 Sebesar Rp2,9 Triliun
Contoh program lainnya, adalah mencetak seribu Hafidz Quran. Menjadikan generasi yang religius, sehingga keberadaan Kota Cirebon beserta seluruh masyarakat di dalamnya penuh dengan keberkahan.
Dengan mencetak generasi Hafidz Quran ini, juga diyakini bisa mengantaskan persoalan kemiskinan dan pengangguran.
"Kalau generasi muda di Kota Cirebon ini Hafidz Quran, banyak instansi dan dunia kerja yang siap menerima lewat jalur Tahfidz yang tanpa tes," ungkapnya.
Di samping itu, selama ini ada problematika yang cukup miris, seperti dalam pelaksanaan MTQ, apresiasi yang diberikan pemerintah mepada kafilah-kafilah yang berprestasi di ajang ini, dianggap belum layak sesuai harapan.
BACA JUGA:Aplikasi Srikandi Hadir Untuk Mendukung Pengelolaan Arsip di Majalengka