Kokohkan Kolaborasi Mahasiswa ASEAN: UIN Siber Syekh Nurjati Gelar Seminar Internasional

UIN Siber Syekh Nurjati Gelar Seminar Internasional-istimewa-

CIREBON – Laboratorium Terpadu UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) bekerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FITK) serta beberapa universitas di kawasan Asia Tenggara menggelar Seminar Internasional bertema “Education for the Future: Addressing Cultural, Digital, and Religious Moderation through ASEAN Collaboration”. Seminar ini bertujuan mempererat kolaborasi antarnegara ASEAN dalam membangun pendidikan yang inklusif, moderat, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Acara yang berlangsung di Auditorium FITK UINSSC ini dihadiri ratusan peserta, termasuk mahasiswa, dosen, praktisi pendidikan, serta partisipan internasional secara daring. Seminar ini menjadi forum diskusi strategis untuk membahas tantangan global di bidang pendidikan, khususnya terkait moderasi budaya, digitalisasi, dan keberagamaan.

Kepala Laboratorium Terpadu UINSSC, Rijal Mahdi, Lc., M.A., dalam sambutannya menekankan peran penting pendidikan dalam menjawab tantangan global, terutama dalam konteks budaya digital dan keberagaman agama. “Seminar ini diharapkan menjadi penguat kolaborasi akademik antaruniversitas di ASEAN. Pendidikan harus moderat, inklusif, dan siap menghadapi dinamika budaya, digital, serta agama di masa depan,” ujar Rijal.

BACA JUGA:34 Pasang Calon Pengantin Ikuti Kegiatan Nikah Serentak

Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama yang memiliki keahlian mendalam di bidangnya. Prof. Dr. Hashim Hasan Hashim dari International University of Africa, Sudan, membahas pentingnya moderasi agama dalam pendidikan tinggi. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai agama yang moderat perlu diintegrasikan dalam sistem pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis. “Moderasi dalam pendidikan adalah kunci untuk memastikan perbedaan agama menjadi alat pemersatu, bukan pemecah,” paparnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Elsayed Mohamed Salem Alawadi dari Al-Madinah International University (MEDIU), Malaysia, membahas adaptasi pendidikan di ASEAN terhadap kemajuan teknologi digital. Menurutnya, teknologi digital dapat menjadi alat efektif dalam memperkaya proses pembelajaran, namun penggunaannya harus bijaksana. “Teknologi dapat menjadi jembatan inovasi pendidikan, tetapi perlu kebijakan yang tepat agar mendukung moderasi budaya dan agama,” ungkapnya.

Seminar internasional ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat kerjasama pendidikan antarnegara ASEAN. Selain membuka jalan untuk penelitian bersama, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan-tantangan pendidikan di masa depan, seperti integrasi budaya, pemanfaatan teknologi digital, dan penguatan nilai moderasi.

Melalui forum seperti ini, ASEAN diharapkan mampu membangun sistem pendidikan yang inklusif, progresif, dan relevan dalam menghadapi perubahan global yang dinamis. (*)

Tag
Share