CIREBON- Masyarakat Desa Citemu Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan kini tengah nelangsa.
Penyebabnya adalah harga rajungan yang kian anjlok.
Salah seorang nelayan di Desa Citemu, Taryudi (46) mengatakan bahwa saat ini penghasilan nelayan sangat tidak menentu.
BACA JUGA:Cari Sumber Anggaran Lain, Bukan Hanya dari APBD Guna Perbaiki Inftrastruktur
Malah seringnya, hasil melaut tidak bisa diandalkan, walau sekedar untuk menutup modal biaya perbekalan.
Saat ini kata Taryudi harga rajungan sekitar Rp40 ribu perkilogram. Kemudian rajungan yang sudah dikupas harganya menjadi Rp50 ribu perkilogram.
Sementara normalnya, harga rajungan mencapai Rp80 ribu hingga Rp100 ribu perkilogram.
BACA JUGA:Bantah Pecah, PAN Kabupaten Cirebon Tegak Lurus Dukung Paslon RAHIM
"Sekarang sudah nyarinya susah, harganya juga lagi anjlok. Sekali melaut paling cuma dapat sekilo atau dua kilo. Banyak nelayan yang mengeluh," Kata Taryudi kepada Radar Cirebon.
Taryudi menuturkan bahwa untuk sekali melaut, rata-rata nelayan memerlukan hingga 10 liter solar. Adapun harga solar, saat ini berada di angka Rp8000.
Dengan demikian, katanya setiap kali melaut, sedikit sekali keuntungan yang bisa dibawa pulang oleh para nelayan.
Di sisi lain, harga-harga kebutuhan pokok semakin hari semakin melonjak.
"Kita sangat berharap bahwa harga rajungan kembali naik dan harga kebutuhan pokok semakin terjangkau, " Harapnya.
Lebih jauh, Taryudi menuturkan bahwa efek perubahan iklim sangat dirasakan oleh para nelayan. Contohnya saat ini, yang sedang masa puso (paceklik-red), biasanya nelayan Desa Citemu pergi melaut ke wilayah Teluk Jakarta.