INDRAMAYU-Bagi ibu-ibu yang biasa membuang minyak bekas menggoreng atau minyak jelantah sepertinya harus berpikir ulang ketika akan membuangnya.
Pasalnya, minyak tersebut bisa didaur ulang menjadi sabun.
Seperti yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPA) Kabupaten Indramayu.
BACA JUGA:Penataan Honorer, Menteri Anas: Kita Gunakan 4 Prinsip
Lewat kelas Berbagi dan Berisi (Bergisi), memberikan cara mendaur ulang minyak jelantah menjadi aneka sabun.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPA) Kabupaten Indramayu, Aan Hendrajana mengatakan, tujuan dari kegitan ini adalah untuk menyadarkan dan mengedukasi masyarakat akan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh minyak jelantah.
“Dengan adanya program ini, dapat memberikan solusi untuk mengolah minyak jelantah menjadi bermanfaat,” ujar Aan didampingi Kabid Pengelola Perpustakaan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Ninin Nurwulan, Jumat (6/9/2024).
BACA JUGA:Berkas Persyaratan Belum Benar
Dia berharap, kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, serta peserta pelatihan bisa mengaplikasikan bagaimana mendaur ulang minyak jelantah tersebut.
“Terima kasih Ibu Bupati Nina, sekda, serta rekan-rekan kepala perangkat daerah atas support dan dukungan dalam setiap kegiatan DPA, tentunya apa yang kami lakukan ini warga bisa paham penyemaran lingkungan oleh minyak jelantah, dan bisa mengatasi pencemaran itu dengan mendaur ulangnya menjadi sabun,” tuturnya.
Pantauan di lapangan, perwakilan Komunitas Bumi Indramayu Lestari, Farah Noviastri dan Atin Indriawati memandu serta memberikan langkah-langkah praktis dalam pembuatan sabun ramah lingkungan.
BACA JUGA:Suhendrik: Anak Masjid Mohon Doa Restu Ingin Membangun Kota Cirebon
Materi yang disampaikan meliputi praktik langsung dan teori mengenai pengelolaan limbah rumah tangga, khususnya minyak jelantah menjadi sabun mandi, sabun cuci tangan, dan sabun cuci piring.
“Ini bentuk kolaborasi antara kami dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu terus berupaya untuk memberikan solusi kreatif dan edukatif kepada masyarakat, dan bisa paham terkait masalah lingkungan, terutama bisa mendaur ulang minyak jelantah,” kata Farah. (oni)