CIREB0N- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon berupaya untuk meminimalisir dampak kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Cirebon.
Yang pertama, lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang, dengan cara melakukan pompanisasi.
Demikian dikatakan Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Drs H Wahyu Mijaya SH MSi kepada wartawan, kemarin.
BACA JUGA:Jika Ada Kader PDIP Dukung Paslon Lain, Maka Sebaiknya Mengundurkan Diri
Mantan Kadisdik Provinsi Jawa Barat itu mengungkapkan ada sebanyak 1.700 hektare lahan sawah yang berpotensi terdampak kekeringan.
Sementara yang sudah terdampak kekeringan dan terancam gagal panen, ada sebanyak 488 hektare lahan pertanian.
Dari 488 hektare lahan yang terdampak kekeringan tersebut, lanjut Wahyu, Pemkab Cirebon telah melakukan intervensi seluas 187 hektare melalui pompanisasi.
BACA JUGA:Jaga Ketenangan Kabupaten Cirebon, Polresta Cirebon Musnahkan 1.350 Knalpot Bising
Artinya, masih ada lahan pertanian yang belum dilakukan intervensi seluas 301 hektare.
“Jadi tinggal sisanya,” ujar Wahyu pada Kamis 5 September 2024.
Selain lahan pertanian, kata Wahyu, kekeringan juga berdampak pada meningkatnya kebakaran lahan dan ilalang.
Diungkapkannya, Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Cirebon mencatat, sejak Juni sampai Agustus kemarin, kebakaran lahan dan ilalang terus meningkat.
BACA JUGA:Jaga Ketenangan Kabupaten Cirebon, Polresta Cirebon Musnahkan 1.350 Knalpot Bising
“Jika pada bulan Juni kebakaran ilalang hanya terjadi 5 kali, pada bulan Juli meningkat menjadi 13 kebakaran,” ungkapnya.
Peningkatan signifikan, kata Wahyu, terjadi pada bulan Agustus kemarin, dimana kebakaran lahan atau ilalang terjadi sebanyak 44 kali.