Orang Tua Siswa Keluhkan Pungutan, Komite Sekolah Akui Ada Iuran Rp250 Ribu untuk Kanopi Awning

MEGAH: Suasana SMPN 1 Losari usai bubaran, kemarin. Rencananya, pihak sekolah akan memasang kanopi awning di halaman sekolah.-DENY HAMDANI-RADAR CIREBON

SMPN 1 Losari memberlakukan pungutan kepada orang tua siswa untuk kebutuhan pembangunan kanopi awning senilai Rp270 juta. 

Sehingga, setiap siswa dibebankan untuk membayar sebesar Rp250 ribu. Pungutan itu dinilai memberatkan orang tua siswa.

Salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, biaya untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp250 ribu sangat memberatkan orang tua siswa. “Biaya Rp250 ribu itu, bagi saya cukup memberatkan. Itupun dirasakan oleh orang tua siswa lainnya,” katanya. 

Terpisah, Ketua Komite SMPN1 Losari, Moch Sofwan Soffa mengakui ada iuran senilai Rp250 ribu untuk pembangunan kanopi awning di lapangan dan halaman sekolah. 

Tetapi, dana itu sudah diputuskan melalui musyawarah bersama dengan para orang tua siswa. 

Menurutnya, pembangunan kanopi awning dengan rangka besi cor tersebut sudah sangat mendesak sekali. Pertimbangannya, kata Sofwan, para siswa membutuhkan ruangan outdoor untuk berbagai kegiatan, seperti salat Jumat, kegiatan agama, dan olahraga. 

“Kalau hanya sekadar lapangan itu sangat panas sekali karena terik matahari, karena tidak ada pohon sehingga dibutuhkan untuk kanopi awning, supaya bisa menutupi seluruh lapangan dan halaman sekolah,” bebernya.

Sehingga, lanjut Sofwan, pihak sekolah dan komite sekolah melakukan musyawarah dengan para orang tua siswa. 

“Kita rapatkan, dan kita ingatkan sekolah tidak memberatkan orang tua siswa. Disitu diputuskan iuran Rp250 ribu per siswa dengan mencicil selama 5 bulan dan orang tua sudah oke,” tuturnya. 

Diungkapkan Sofwan, pembangunan kanopi awning dengan rangka besi cor tersebut diprediksi menghabiskan anggaran sebanyak Rp270 juta. 

“RAB sebesar Rp270 juta, siswa ada 930 siswa. Kita hitung ada 70 persen siswa yang akan membayar, karena kita tidak ingin memberatkan siswa yang tidak mampu secara ekonomi,” pungaksnya. (den)

 

Tag
Share